Jakarta, landbank.co.id– Leads Property Service Indonesia (Leads Property) menangkap sinyal adanya beragam jurus yang digulirkan oleh para pemilik gedung perkantoran untuk meningkatkan okupansi mereka.
Salah satu jurus yang dilontarkan oleh para pemilik gedung perkantoran, mengutip riset Leads Property, mengalihfungsikan ruang kantor menjadi kampus, hotel, serviced apartment, dan klinik.
“Ada dua sekolah lokal dan satu dari Australia yang mengambil ruang sekitar 3 ribu meter persegi di kawasan Simatupang, Jakarta Selatan,” tutur Martin Samuel Hutapea, associate director Research & Consultancy Department Leads Property menjawab landbank.co.id di Jakarta, Kamis, 20 November 2025.
Selain di Jakarta Selatan, tambah Martin, hal serupa dialami oleh pemilik gedung perkantoran yang berada di Tangerang Selatan, Banten.
Baca juga: Minat Terhadap Gedung Perkantoran Berkualitas Tinggi Meninggi
“Ini menjadi indikasi masih tingginya permintaan perkantoran sewa,” kata Martin.
Di sisi lain, terang Martin, beberapa penyewa (tenant) di luar pusat kawasan bisnis (central business district/CBD) Jakarta cenderung berpindah ke gedung kantor di CBD yang lebih berkualitas dan di lokasi yang lebih premium (Flight-to-Quality).
Dia menerangkan, penggerak permintaan ruang perkantoran (demand driver) datang dari sektor keuangan, IT, FMCG, logistic, dan jasa lainnya.
“Akses ke transportasi umum (seperti MRT dan LRT) dan kelengkapan fasilitas jadi daya tarik utama sehingga pada umumnya tingkat okupansi gedung menjadi lebih tinggi,” jelas Martin.
Baca juga: Okupansi Perkantoran di CBD Jakarta 75 Persen
Dia menerangkan, perkantoran strata-title hanya mencatat transaksi di SCBD Jakarta, dengan penjualan didominasi unit sekunder karena pemilik menawarkan harga yang lebih kompetitif.
Pendapatan Emiten
Sementara itu, tiga emiten properti yang bermain di bisnis perkantoran mencatat pertumbuhan yang bervariasi sepanjang Januari-September 2025.
Salah satu pemain bisnis perkantoran, PT Roda Vivatex Tbk (RDTX) mencatat pertumbuhan pendapatan sewa perkantoran sekitar 7 persen pada akhir September 2025 dibandingkan dengan periode yang sama 2024.





