Site icon Landbank.co.id

Begini Kata Ekonom Usai Danantara Diresmikan

Ekonom menyampaikan harapannya agar Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dapat menarik investor kelas dunia./Foto: Instagram @sekretariat.kabinet.

Jakarta, landbank.co.id – Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto, menyampaikan harapannya agar Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dapat menarik investor kelas dunia.

Menurut Eko, kehadiran super holding seperti BPI Danantara diharapkan bisa mengundang investor global untuk bergabung, baik dalam bentuk holding investasi maupun berkolaborasi dalam proyek-proyek strategis yang dikelola oleh Danantara.

“Harapannya, dengan ada super holding ini, akan bisa mengundang juga para investor-investor kelas dunia yang nanti bisa joint, baik dalam bentuk holding di investasinya ataupun juga mungkin di dalam yang fungsi Danantara sebagai holding operasional atau katakanlah ikut berkolaborasi untuk menginvestasikan dananya di proyek-proyek strategis yang digawangi atau dikelola oleh Danantara,” ujar Eko dikutip dari ANTARA, Senin, 24 Februari 2025.

Lebih lanjut, Eko menjelaskan bahwa dengan adanya prospek yang menjanjikan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan likuiditas dalam negeri. Hal ini, pada gilirannya, akan berdampak positif bagi penguatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Baca juga: Hotel dan Restoran Diguyur Investasi Rp39,47 Triliun

“Dengan begitu, ekonomi bisa menjadi lebih baik dan BUMN akan turut menikmati dampak dari kehadiran Danantara,” tambahnya.

Eko juga mengakui bahwa proses ini memerlukan waktu. Ia menyatakan bahwa hasil signifikan dari BPI Danantara mungkin baru akan terlihat dalam jangka menengah hingga panjang, bukan dalam waktu singkat.

Baca juga: Realisasi Investasi Tahun 2024 Subsektor Properti Rp122,9 Triliun

Saat ini, terdapat tujuh perusahaan yang bergabung dalam BPI Danantara, yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), PT Mining Industry Indonesia (MIND ID), PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Eko menyebutkan bahwa dengan adanya tujuh perusahaan besar ini, BPI Danantara menjadi langkah strategis untuk menarik lebih banyak investor.

“Dengan kehadiran tujuh perusahaan ini, BPI Danantara akan menjadi salah satu langkah strategis untuk memastikan kehadiran investor, seiring dengan kemungkinan penambahan perusahaan lain yang masuk ke dalam BPI Danantara,” tutur Eko.

Eko menilai bahwa perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam BPI Danantara memiliki reputasi dan rekam jejak yang baik, serta tingkat profitabilitas yang cukup tinggi.

Hal ini diyakini akan memberikan keamanan dalam investasi, karena pengelolaan investasi di BPI Danantara akan mengikuti tata kelola yang sudah diterapkan oleh BUMN dengan standar yang tinggi.

“Harapannya nanti juga ketika sudah jadi super holding, mereka tetap beroperasi seperti biasa, cuma nanti dalam konteks pengelolaan hasil dividennya saja yang menjadi bagian pemerintah itu, yang kemudian nanti direinvestasikan oleh Danantara ini ataupun juga dibentuk untuk mendorong jika dia bentuknya konteks investasi. Kalau dia bentuknya operasional, berarti dia juga ikut terlibat dalam proyek-proyek tertentu yang menguntungkan. Jadi, sistem keamanan investasinya sudah terbentuk dari lembaga-lembaga yang ada di dalamnya,” jelas Eko.

Dengan adanya BPI Danantara, Eko berharap akan semakin banyak peluang investasi yang dapat membantu penguatan sektor ekonomi dan BUMN Indonesia.

Baca juga: Qatar akan Investasi Hunian, Sejumlah Dukungan Disiapkan

(*)

Exit mobile version