Jakarta, landbank.co.id– PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mencatat kinerja yang pesat melalui unit usaha syariah (BTN Syariah) ditopang oleh fundamental yang sehat.
BTN Syariah membukukan laba bersih sebesar Rp535 miliar sepanjang Januari-September 2024.
Laba bersih BTN Syariah itu meningkat 33,6 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp401 miliar.
Kenaikan laba bersih BTN Syariah ditopang oleh penyaluran pembiayaan yang meningkat 19,3 persen yoy menjadi Rp42,7 triliun dibandingkan Rp35,7 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
BTN Syariah juga berhasil mencatatkan pertumbuhan double-digit dalam penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), yang mencapai 31,5 persen yoy menjadi Rp47,6 triliun.
Pertumbuhan yang positif di sisi pembiayaan dan penghimpunan DPK berhasil menopang peningkatan aset BTN Syariah yang mencapai Rp57,7 triliun per kuartal III-2024.
Aset itu tumbuh 19,2 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp48,4 triliun.
“Kami merasa bangga bahwa BTN Syariah mampu menunjukkan performanya yang gemilang secara konsisten dan semakin memantapkan posisinya sebagai salah satu pemain utama di pasar pembiayaan perumahan berbasis syariah,” kata Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu dalam siaran pers dikutip Jumat, 29 November 2024.
Sementara itu, di tengah kondisi biaya dana yang mahal dan sejumlah tantangan makroekonomi, penyaluran kredit BTN pada kuartal III-2024 tetap meningkat ditopang permintaan KPR Subsidi dan KPR Non-Subsidi.
Selain itu, pertumbuhan DPK yang tercatat di atas rata-rata industri perbankan nasional.
Pencapaian tersebut menunjukkan core business BTN yang bertumbuh sehat dan solid.
BTN menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp356,1 triliun per akhir September 2024 atau tumbuh sebesar 11,9 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pencapaian tersebut masih tercatat di atas pertumbuhan rata-rata kredit industri perbankan nasional yang mencapai 10,9 persen yoy.
Nixon mengatakan, 2024 merupakan tahun yang cukup menantang karena pertumbuhan konsumsi rumah tangga nasional mengalami stagnasi dan daya beli masyarakat mengalami pelemahan.
Namun, kata dia, BTN tetap mampu menjaga pertumbuhan kredit sesuai dengan target yang telah ditetapkan yakni di level 10-11 persen pada tahun ini.
“Di tengah tantangan yang terjadi di sepanjang 2024, fungsi intermediasi BTN tetap berjalan optimal. Hal ini menandakan BTN mampu menjalankan salah satu tugas utamanya untuk turut menggerakkan ekonomi dan membuka akses pinjaman bagi masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah dan menengah,” ujar Nixon.
(*)