Jakarta, landbank.co.id – Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) menggelar acara Halal Bihalal di Menara Sentraya, Jakarta, Rabu, 7 Mei 2025, sebagai ajang silaturahmi sekaligus penguatan profesionalisme broker properti di tengah tantangan global, termasuk pengaruh perang dagang AS-China terhadap sektor properti Indonesia.
Acara yang dihadiri oleh jajaran pengurus pusat dan daerah AREBI serta pelaku industri properti itu juga dirangkaikan dengan talkshow bertema “Peluang dan Ancaman Tarif Trump Pada Sektor Properti” serta penandatanganan kerja sama antara AREBI dan KB Bank dalam hal pemasaran dan pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Ketua Umum AREBI, Clement Francis, menekankan pentingnya sertifikasi profesi bagi para broker properti sebagai upaya menjaga kepercayaan publik dan profesionalisme industri.
Saat ini AREBI telah memiliki Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Broker Properti Indonesia (BPI) yang berlisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Baca Juga: Tarif Trump Picu Tekanan Ekonomi Global, Sektor Properti Indonesia Terdampak Tak Langsung
“AREBI ingin semua broker properti di Indonesia tersertifikasi. Ini penting untuk meningkatkan kualitas layanan dan melindungi konsumen dari praktik tidak profesional,” ujar Clement dalam keterangan resminya yang diterima landbank.co.id Rabu, 7 Mei 2025.
Untuk mendorong hal tersebut, AREBI menggencarkan edukasi kepada broker, konsumen, dan bekerja sama dengan pengembang, bank, serta notaris agar hanya menggunakan jasa broker tersertifikasi dan anggota AREBI.
AREBI juga tengah menunggu percepatan revisi Peraturan Pemerintah (PP) No. 5 Tahun 2021 dan Permendag No. 51 Tahun 2017 guna menetapkan transaksi jual beli properti sebagai aktivitas berisiko menengah-tinggi.
Dengan demikian, hanya broker bersertifikat yang boleh menjalankan transaksi properti.
“Kalau regulasinya kuat, ruang penipuan bisa dipersempit. Pemerintah harus menaikkan level risiko bisnis broker agar lebih tertib,” tegas Clement.
Baca Juga: KB Bank Gandeng AREBI untuk Perluas Penyaluran KPR, Targetkan Pembiayaan Rp1 Triliun
Dalam kesempatan tersebut, AREBI menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan KB Bank yang diwakili oleh Vice President Director, Robby Mondong. Kolaborasi ini bertujuan untuk memperluas akses pembiayaan perumahan hingga ke segmen komersial dan pertanahan.
“Kerja sama ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang KB Bank memperkuat pembiayaan properti nasional, sekaligus mendorong inklusi keuangan,” ujar Robby.
Meskipun perang dagang AS-China menimbulkan ketidakpastian global, AREBI tetap optimistis terhadap prospek sektor properti dalam negeri. Dewan Kehormatan AREBI, Darmadi Darmawangsa, menyatakan bahwa Indonesia justru bisa mengambil posisi strategis sebagai alternatif rantai pasok global.
Baca Juga: Porsi Kawasan Industri Intiland Kian Menonjol
“Inilah momen untuk tampil kreatif dan adaptif. Indonesia bisa menjadi pemain netral yang cerdas di tengah tekanan global,” ujar Darmadi.
Sementara itu, Dewan Kehormatan lainnya, Lukas Bong, menyampaikan harapan agar pemerintah memberikan diskon atau penghapusan BPHTB (Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan) untuk rumah komersial, baik di pasar primer maupun sekunder.
“Insentif ini akan mendorong masyarakat untuk kembali aktif membeli properti, tidak hanya rumah baru tapi juga rumah bekas,” katanya.
Dengan lebih dari 1.400 anggota yang tersebar di 15 provinsi, AREBI berkomitmen mendukung program pemerintah dalam memasarkan 3 juta rumah. Clement juga menyebutkan terbentuknya DPD baru di Kalimantan Timur sebagai bukti AREBI terus berkembang.
Baca juga: Ini Kawasan Industri yang Potensial untuk Relokasi Pabrik China
“AREBI siap mendukung program 3 Juta Rumah dan akan terus meningkatkan jumlah anggota dengan kegiatan yang memberi nilai tambah dan menjunjung etika profesi,” pungkasnya.
(*)