Lini tersebut menyumbang sekitar 74 persen terhadap total pendapatan AKRA tahun 2024.
Kontributor kedua terbesar datang dari tanah kawasan industri dan lainnya yang tercatat sebesar Rp1,19 triliun pada 2024.
Sumbangan lini ini setara dengan sekitar 3 persen dari total pendapatan AKRA pada 2024.
Penyumbang ketiga terbesar datang dari jasa logistik, jasa penyimpanan, dan lain-lain, yakni sekitar Rp1,07 triliun atau sekitar 3 persen juga.
Sementara itu, masih mengutip laporan keuangan Perseroan, laba bersih AKRA pada 2024 tercatat sebesar Rp2,22 triliun, sedangkan pada 2024 masih bertengger di level Rp2,78 triliun.
Kini, AKRA mengembangkan kawasan terintegrasi JIIPE dengan total area 3.000 hektare (ha).
Baca juga: Bisnis Kawasan Industri AKRA Tumbuh 13 Persen
Dari total area itu seluas 1.761 ha merupakan kawasan industri dengan fasilitas pelabuhan laut seluas 400 ha.
Selain itu, terdapat area hunian dengan konsep kota mandiri seluasa 800 ha.
AKRA melakoni bisnis kawasan industri melalui PT Usaha Era Pratama Nusantara (UEPN) yang 99,99 persen sahamnya dimiliki oleh Perseroan.
Hal itu dimungkinkan mengingat UEPN menguasai 60 persen saham PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera (BKMS) yang mengoperasikan Kawasan Industri dan Pelabuhan Terpadu (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur.
BKMS bekerja sama dengan PT Berlian Jasa Terminal Indonesia yang dikenal sebagai BJTI Port, anak usaha PT Pelindo III.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2021 tanggal 28 Juni 2021 (PP No. 71/2021), Pemerintah Indonesia telah menetapkan lokasi usaha BKMS di Gresik, Jawa Timur sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
(*)