Menurut Wayan, pasar properti di Bogor tetap dinamis dan menunjukkan permintaan yang stabil, bahkan sejak pandemi hingga kini. Hal ini disebabkan oleh permintaan akan hunian yang berkualitas, nyaman, dan berada di lingkungan yang sehat. Dalam setiap proyek yang dikembangkan, perusahaan Wayan selalu berusaha menghadirkan unsur-unsur yang membuat hunian terasa aman, nyaman, dan menyenangkan bagi penghuninya.
Data yang dipaparkan oleh Martin Samuel Hutapea, Associate Director Research & Consultancy Department PT Leads Property Services Indonesia (Leads Property), menunjukkan bahwa pada periode 2019–2024, setidaknya sekitar 8.500 unit rumah baru akan diluncurkan oleh para pengembang di kawasan Bogor. Rumah tapak yang diluncurkan juga mengalami tingkat penjualan yang tinggi, mencapai 93-94%.
“Harganya juga mengalami peningkatan. Pada tahun 2019, harga rata-rata rumah sekitar Rp800 juta, kini mencapai Rp1,3 miliar, berarti mengalami peningkatan sebesar 10% per tahun,” ungkap Martin di sela peluncuran buku. Peningkatan harga ini dipicu oleh hadirnya rumah-rumah dengan harga di atas Rp1 miliar, serta desain rumah yang semakin besar dan modern, seperti rumah dengan lebar mencapai 12 meter dan tiga lantai.
Di kawasan Sentul, Martin menambahkan, setidaknya ada sekitar 3.000 unit rumah baru yang diluncurkan sejak pandemi tahun 2020 hingga saat ini, dengan tingkat penjualan yang tergolong tinggi, antara 70-90%.
Pertumbuhan pasar properti di Bogor, dengan dukungan dari pengembang seperti PT Kesuma Agung Selaras yang dipimpin oleh Wayan Madik Kesuma, menjadikan Bogor sebagai salah satu kawasan yang sangat menarik untuk investasi properti di Jawa Barat. Seiring dengan terus berkembangnya infrastruktur dan fasilitas di kawasan ini, Bogor diperkirakan akan terus menjadi destinasi utama bagi pencari hunian, baik untuk keluarga muda maupun investor properti.
(*)