Jakarta, landbank.co.id – Unit Penanganan Sampah Badan Air (UPS BA) Dinas Lingkungan Hidup Kecamatan Cipayung, tampak giat berkreasi mengubah sampah plastik menjadi kerajinan tangan yang bernilai dan fungsional.
Melalui tangan terampil serta bermodalkan gunting, pematik api, dan lem lilin, Romadhoni bersama rekan kerjanya Ary Putra Utama sukses merubah sampah-sampah plastik menjadi bunga serta lampu kamar yang menarik.
Romadhoni mengungkapkan, jika mayoritas bahan-bahan yang digunakan berasal dari limbah rumah tangga serta minuman kemasan.
“Mayoritas bahan-bahan yang digunakan berasal dari sampah-sampah plastik seperti jas hujan bekas, kantong plastik, botol air mineral dan juga toples yang sudah tidak terpakai lagi,” tutur Romadhoni saat disambangi landbank.co.id di Waduk Setu Cipayung Kamis, 8 Agustus 2024.
Doni juga menuturkan, saat ini dirinya bersama rekan kerja telah mendaur ulang plastik kresek menjadi beragam jenis bunga.
“Bentuknya beragam tidak satu jenis. Contohnya sampah plastik kresek, yang bisa kita manfaatkan menjadi beragam kerajinan tangan bernilai. Seperti bunga mawar hitam, tulip, melati air,” tutur Petugas UPS BA Kecamatan Cipayung yang akrab disapa Doni.
Pembuatan pernak-pernik dari sampah plastik ini sekaligus menjadi inovasi untuk mengurangi sampah di wilayahnya.
“Karena ada arahan dari kepala unit kita, sampah-sampah yang masih bisa didaur ulang, bisa dimanfaatkan lagi, cobalah dibuat inovasi,” jelasnya.
Mulanya, hasil karya Romadhoni dan timnya hanya digunakan untuk sosialisasi ke sekolah-sekolah. Namun, banyaknya permintaan dari warga membuat Romadhoni mulai menjual lampu-lampu tersebut.
“Banyak permintaan juga dari warga yang pesan, kemudian mulai dicoba untuk dijual,” ujarnya.
“Untuk harga bervariasi, mulai dari yang kecil Rp 35.000 dan yang besar Rp 100.000. Masing-masing tergantung tingkat kesulitannya,” Sambung Doni.
Aktivitas tersebut dikenal juga sebagai ekonomi Sirkular Ekonomi. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui laman resminya menjelaskan bahwa Sirkular Ekonomi merupakan salah satu model efisiensi sumber daya dalam konteks pengelolaan sampah.
Selain itu, adapun praktik sirkular ekonomi bisa diwujudkan melalui praktik pengurangan sampah, desain ulang, penggunaan kembali, produksi ulang, dan daur ulang secara langsung. Hal ini dicapai melalui transfer teknologi dan penerapan model bisnis baru.
“Praktik Ekonomi Sirkular yang Baik terhadap Kualitas Lingkungan dan Kesehatan” ujar Ditjen PSLB3 melalui Direktorat Penanganan Sampah seperti dikutip dari laman KLHK Kamis, 8 Agustus 2024.
“Diharapkan Sirkular Ekonomi ini dapat menjadi salah satu jalan keluar dari (permasalahan) pengelolaan sampah dan limbah di Indonesia, sehingga tidak terbuang ke lingkungan dan dapat menjadi bahan baku. (Upaya ini) dibantu dengan teknologi dan digital oleh start up akan membantu untuk pemilahan dan pengumpulan. Karena, kunci dari sirkular ekonomi adalah pemilahan dan pengumpulan” terangnya.
(*)