Site icon Landbank.co.id

Tak Sebatas Perekat Konektivitas

Kehadiran jalan tol bagi kota mandiri seperti BSD City, Tangerang, Banten menjadi perekat konektivitas yang memudahkan mobilitas para penghuni/foto: landbank.co.id

Jakarta, landbank.co.id– Kehadiran jalan tol bagi kota mandiri (township) seperti BSD City, Tangerang, Banten menjadi perekat konektivitas yang memudahkan mobilitas para penghuni.

BSD City yang merupakan besutan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), terus bersolek sejak dibangun pada 1984 dan diresmikan pada 1989.

Kini, berdiri di atas lahan tak kurang dari 5.951 hektare (ha), BSD City menjadi kekuatan ekonomi tersendiri di kawasan Tangerang.

Hampir semua fasilitas untuk memenuhi kebutuhan para penghuni tersedia di kota mandiri ini. Mulai dari hunian nyaman yang mencakup rumah tapak dan apartemen, fasilitas kesehatan, pendidikan, perkantoran hingga pusat kuliner dan rekreasi. Lengkap.

BSDE yang berada di bawah naungan Sinar Mas Land (SML) sadar betul, fasilitas lengkap adalah kunci bagi pengembangan sebuah kota mandiri.

Tak heran jika jumlah penghuni di township tersebut terus bertumbuh dari tahun ke tahun.

Baca juga: Tol Serpong Balaraja 1B Mulai Beroperasi Secara Fungsional

Herry Hendarta, deputy Group CEO Strategic Development and Assets Sinar Mas Land, pada Januari 2025 pernah mengatakan bahwa penghuni kawasan BSD City sudah mencapai sekitar 50.000 kepala keluarga (KK).

Praktis, para penghuni yang cukup besar itu membutuhkan beragam fasilitas. Tak cukup di situ, tentu membutuhkan aksesibilitas solid yang memudahkan mobilitas ke wilayah sekitar, termasuk ke Kota Jakarta.

Kehadiran jalan tol menjadi kunci mempermudah mobilitas. Infrastruktur jalan tol menjadi perekat konektivitas yang memuluskan mobilitas para penghuni, maupun masyarakat lain yang hendak ke BSD City.

BSDE sadar betul. Sampai-sampai, emiten properti ini membentuk anak usaha, PT Trans Bumi Serbaraja (TBS). Anak usaha yang didirikan pada 2016 dan mulai beroperasi pada 2022 itu 100 persen sahamnya dimiliki BSDE.

TBS berperan membangun dan mengoperasikan jalan tol Serpong-Balaraja (Serbaraja) yang kini hadir melengkapi kebutuhan masyarakat terhadap kemudahan aksesibilitas.

Kini, TBS mengoperasikan Tol Serpong – Balaraja Seksi 1A sepanjang 3,97 kilometer (km) terhitung sejak 2022 dan tol Serpong-Balaraja Seksi 1B sepanjang 5,37 km sejak 2024.

Baca juga: BSDE Pecahkan Rekor Laba Bersih, Raih Rp4,35 Triliun

Investasi pembangunan jalan tol itu tidak sedikit. Misal, untuk Seksi 1A saja butuh sekitar Rp5,4 triliun.

TBS menggenggam konsesi selama 50 tahun untuk Tol Sebaraja.

“Pada akhir masa konsesi jasa, TBS harus menyerahkan jalan tol kepada BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol) tanpa biaya, dalam keadaan beroperasional dan kondisi yang baik, termasuk setiap dan semua tanah yang diperlukan, pekerjaan, fasilitas jalan dan peralatan tol yang secara langsung berkaitan dan berhubungan dengan pengoperasian fasilitas jalan tol,” dilansir Annual Report BSDE 2024.

Mengutip laman SML, Tol Serbaraja akan memiliki total panjang sekitar 40 km yang terbagi dalam tiga seksi, yakni seksi 1 Serpong-Legok (± 9,8 km), seksi 2 Legok-Pasir Barat (± 11,5 km), dan seksi 3 Pasir Barat-Balaraja (± 18,6 km). Kehadiran Tol Serbaraja akan mendukung mobilitas masyarakat dan meningkatkan konektivitas wilayah Jakarta dengan kawasan penyangga, khususnya Tangerang Raya, Banten.

“Tol Serbaraja akan menjadi ruas awal dari jaringan jalan Jakarta Outer Ring Road 3 (JORR-3) dan akan terkoneksi dengan Tol Jakarta-Serpong,” dilansir laman SML.

 

Menuai Pendapatan

TBS yang pada 2024 mengantongi aset Rp5,33 triliun turut menyumbang pendapatan bagi BSDE terhitung sejak 2022.

Baca juga: Mulai 2026 Bisa Berobat Kanker di BSD City

Mengutip laporan keuangan Bumi Serpong Damai, pendapatan jasa pengoperasian jalan tol BSDE dalam tiga tahun terakhir terus meningkat.

Bila pada 2022 tercatat masih bertengger di angkad Rp11,65 miliar, tahun 2023 melejit 384 persen menjadi Rp56,42 miliar.

Pendapatan jasa pengoperasian jalan tol kembali bertumbuh, walau tipis, yakni 2 persen pada 2024, menjadi Rp74,27 miliar.

Sementara itu, pada tiga bulan pertama 2025, pendapatan jasa pengoperasian jalan tol BSDE melejit sekitar 53 persen dibandingkan dengan raihan periode sama 2024 menjadi Rp22,79 miliar.

Pada kuartal pertama 2024, bila disandingkan dengan periode yang sama 2023, juga terlihat tumbuh sekitar 25 persen.

Bagi BSDE, pemasukan dari pengoperasian jalan tol masuk dalam kategori pendapatan segmen lain-lain.

Baca juga: Mulai 3 November 2024 Tarif Tol Serpong-Balaraja (Serbaraja) Naik

Penghuni segmen lain-lain, di antaranya arena rekreasi dan pelayanan air.

Per kuartal pertama 2025, pendapatan dari pelayanan air tercatat sebesar Rp8,24 miliar, sedangkan arena rekreasi menyetor sekitar Rp20,71 miliar.

 

(*)

Exit mobile version