Selain itu, kata dia, arahan dari Ketua Satgas Perumahan Hashim Djojohadikusumo serta koordinasi dengan Kepala Danantara Rosan Roeslani yang terjalin dengan baik membuat semangat gotong royong dan koordinasi lintas sektor untuk membangun rumah rakyat terus berjalan.
“Ini baru langkah awal, tapi luar biasa perhatian Presiden Prabowo kepada wong cilik di sektor perumahan. Saya sudah berbincang dengan beliau juga memberikan masukan konkret yang bagaimana kita sudah bentuk Satgas Penjara Menjadi Rumah, itu arahan beliau. Supaya itu adalah pikiran cerdas beliau, pikiran brilian dalam diskusi dengan Pak Wiranto, sehingga aset-aset negara yang strategis penjara ternyata itu ada di kota ke depan bisa dimanfaatkan sebagai hunian,” tutur Maruarar Sirait.
Menteri PKP mencontohkan, lembaga pemasyarakatan seperti di Jakarta, yakni Lapas Salemba dan Lapas Cipinang luasnya luar biasa.
Nanti pada waktunya, kata dia, akan dinilai berapa nilai asetnya. Lalu, membuat terobosan lahan bekas penjara menjadi perumahan dan penjara dipindahkan ke pulau atau ke tempat yang juga layak.
“Pada pertemuan hari ini (Jumat) terjadi, bagaimana support dari Danantara supaya bisa ada juga support dari segi pembiayaan yang besar. Karena prinsip Presiden Prabowo adalah kita berdiri di kaki kita sendiri. Kita juga kalau ada investasi itu sangat bagus, tetapi kita juga punya Danantara yang luar biasa, yang sudah mendapatkan kepercayaan internasional,” kata Menteri PKP.
Dia mengatakan, pihaknya juga juga akan melakukan survei, kemudian akan dibuat tata kelola yang benar. Salah satunya dengan melibatkan kepada BPKP, Kejaksaan dan dari Dirjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan sejak awal perencanaan.
“Jadi semuanya harus prudent dan hati-hati, tapi ini arahan langsung Presiden, pikiran cerdas Presiden bersama Pak Wiranto, tentu kami akan laksanakan sebagai pembantu Presiden. Tata kelola nomor satu harus diperhatikan, aturan, tapi polanya juga kami akan matangkan. Kami akan rapat lagi hari Rabu di penjara Cipinang,” ujar Menteri PKP.
(*)