“Setiap intervensi harus memiliki output ekonomi yang jelas,” kata Wamen Ekraf Irene.
“Indonesia memiliki kekayaan musik tradisi yang luar biasa. Dengan kolaborasi tepat dan strategi promosi yang sistematis, kita dapat memastikan world music Indonesia semakin kompetitif di kancah global,” tambah dia.
Pertemuan turut membahas berbagai peluang sinergi, termasuk pemanfaatan IMEX sebagai ruang promosi, penyelenggaraan workshop bagi musisi dan manajer, serta fasilitasi pertemuan bisnis dengan pelaku internasional.
Integrasi program IMEX dengan subsektor ekraf terkait seperti katalog musik tradisi dan platform digital nasional juga menjadi prioritas.
Deputi Bidang Kreativitas Media Kementerian Ekraf, Agustini Rahayu, menegaskan bahwa promosi dan pemasaran merupakan titik paling strategis dalam memperkuat ekonomi kreatif.
“Untuk menciptakan nilai tambah, harus terjadi transaksi. Promosi adalah kuncinya,” ujar Ayu.
Baca juga: Rencana Kemenekraf-Spotify untuk Majukan Industri Musik Indonesia
Sementara itu, Direktur IMEX Franki Raden menyoroti perubahan perilaku pasar internasional, di mana kurasi kembali bergeser pada pengalaman langsung di festival dan expo.
“Para delegasi internasional membutuhkan pengalaman holistik. Mereka ingin menyaksikan energi, konteks budaya, dan kekuatan artistik para musisi secara langsung,” jelas Franki.
Turut mendampingi Wamen Ekraf Irene Umar dalam audiensi tersebut yaitu Direktur Musik Kementerian Ekraf Mohammad Amin.
(*)





