Jakarta, landbank.co.id– Manajemen PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menyatakan bahwa rumah subsidi menjadi otot penyaluran kredit hingga Juni 2024.
Menurut Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, penyaluran kredit dan pembiayaan perumahan masih mendominasi total kredit dan pembiayaan perseroan pada semester I/2024.
Adapun kredit dan pembiayaan perumahan yang disalurkan BTN hingga akhir Juni 2024 mencapai Rp299,24 triliun.
Dari jumlah tersebut KPR Subsidi pada semester I/2024 masih menjadi kontribusi terbesar dengan nilai mencapai Rp171,01 triliun atau sekitar 57 persen dari total kredit.
Torehan kredit rumah subsidi per Juni 2024 tumbuh 12,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai Rp152,16 triliun year on year (yoy).
Dari sisi KPR nonsubsidi tumbuh 12 persen yoy menjadi Rp101,76 triliun pada semester I/2024 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp90,83 triliun.
“Kami memacu kredit dengan sangat memperhatikan prinsip kehati-hatian. Rasio NPL Gross kami masih terjaga dengan baik di level 3,1%. Hingga akhir tahun ini kami berharap bisa menurunkan rasio NPL di bawah 3%,” kata Nixon dalam siaran pers di Jakarta, baru-baru ini.
Secara keseluruhan sepanjang Januari-Juni 2024, BTN mencatat penyaluran kredit dan pembiayaan sekitar Rp352,06 triliun.
Angka tersebut tumbuh 14,4 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp307,66 triliun.
“Di tengah kondisi ekonomi global yang sangat menantang, BTN tetap dapat menorehkan kinerja yang positif sepanjang semester I/2024,” tutur Nixon.
Bahkan, tambah dia, penyaluran kredit dan pembiayaan BTN berhasil tumbuh signifikan.
“Kami optimistis hingga akhir tahun 2024, BTN tetap mampu membukukan kinerja keuangan yang positif,” ujar Nixon.
Sementara itu, dari sisi dana pihak ketiga (DPK), seiring ketatnya likuiditas pada industri perbankan, BTN berhasil meningkatkan DPK pada semester I/2024 menjadi Rp365,4 triliun.
Torehan DPK itu naik 16,6 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp313,3 triliun.
Dari jumlah tersebut perolehan dana murah atau CASA mencapai Rp189,21 triliun naik sekitar 11,16 persen yoy dibandingkan akhir Juni 2023 sebesar Rp170,21 triliun.
(*)