Airlangga menyatakan, mayoritas penduduk di IKN nantinya adalah generasi muda Indonesia. Hal ini seiring bonus demografi Indonesia yang akan dinikmati hingga tahun 2033 mendatang. “Ibu kota baru yang terintegrasi nantinya akan menjadi daya tari baru. Salah satunya adalah menggerakkan pusat pemerintahan dari barat, yaitu di Jakarta, ke pusat dan jantung Indonesia yakni di Nusantara,” kata Menko Perekonomian.
Proyek ibu kota baru, ucap Airlangga, memberikan peluang bagi sebagian besar investor untuk mendapatkan keuntungan yang lebih baik. “Pemerintah juga memberikan beragam insentif fiskal bagi investasi yang mau masuk ke proyek pengembangan ibu kota baru,” jelas Airlangga.
Pendapat senada disampaikan Presiden FIABCI Regional Eropa Felice Tufano. Dia mengatakan, tidak banyak negara di dunia yang berencana merelokasi ibu kotanya. “Proyek IKN di Indonesia merupakan peluang besar bagi investor global,” ucapnya.
Lebih jauh Felice menyebut, dalam menjalankan aktivitas usaha, pihak investor asing harus menggandeng pelaku usaha lokal. “Inilah manfaat dari keikutsertaan di organisasi FIABCI. Sebab kita memiliki jaringan global yang dapat mempertemukan investasi global dengan pelaku usaha di negara tujuan investasi,” kata Tufano.
Terkait peluang investasi di IKN yang mampu menarik minat investasi, imbuh Narek, tentunya akan menyesuaikan dengan skala bisnis serta kemampuan cashflow calon investor.
“Peluang investasi di IKN relatif besar. Contoh investasi bisnis properti yang sudah bergulir seperti relokasi ibu kota yakni Brasilia, Kairo, dan sekarang di IKN. Tidak setiap hari ada peluang investasi dengan kapasitas pengembangan seperti yang tengah digarap oleh Indonesia,” kata Narek.