Jakarta, landbank.co.id– PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mengantongi pendapatan dari properti dan pelayanan (hospitality) sebesar Rp176,55 miliar sepanjang Januari-Juni 2025.
Sebaliknya, mengutip laporan keuangan PT Adhi Karya Tbk, emiten berkode saham ADHI ini membungkus pendapatan properti dan pelayanan Rp241,53 miliar pada semester pertama 2024.
Pada semester pertama 2025, kontribusi segmen properti dan pelayanan meyumbang sekitar 5 persen terhadap total pendapatan PT Adhi Karya Tbk yang menyentuh sekitar Rp3,81 triliun.
Per akhir Juni 2025, mayoritas pendapatan ADHI masih dari bisnis teknik dan konstruksi yakni Rp3,11 triliun atau menyumbang sebanyak 82 persen.
Porsi itu menciut bila disandingkan dengan kontribusi segmen teknik dan konstruksi pada semester pertama 2024 yang menyentuh sekitar 78 persen dari Rp5,68 triliun.
Beberapa proyek konstruksi besar yang digarap ADHI di antaranya adalah Commuter Railway Project Filipina senila Rp3,9 triliun dan Tol Jakarta-Cikampek Selatan senilai Rp2,1 triliun.
Baca juga: Disuntik Dana oleh Induk, ADCP: Biayai Proyek Penting
Sumber pendapatan ADHI lainnya sepanjang semester pertama 2025 adalah segmen manufaktur sebesar Rp383,26 miliar serta investasi dan konsesi senilai Rp136,14 miliar.
Badan usaha milik negara (BUMN) sektor konstruksi ini merangsek bisnis properti lewat anak usaha, yakni PT Adhi Persada Properti dan PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP).
Mengutip laporan keuangan ADHI, per akhir Juni 2025, pendapatan PT Adhi Persada Properti tercatat senilai Rp56,04 miliar.
Lalu, PT Adhi Commuter Properti Tbk membungkus pendapatan Rp120,51 miliar pada semester pertama 2025.
Sementara itu, pada semester pertama 2025, jumlah aset Adhi Karya menurun dibandingkan dengan akhir 2024, yakni dari Rp35,04 triliun menjadi Rp34,38 triliun.
Liabilitas ADHI turun menjadi Rp24,68 triliun per akhir Juni 2025 dibandingkan dengan akhir Desember 2024 yang sebesar Rp25,36 triliun.
Baca juga: ADHI Lunasi Obligasi
Sebaliknya, ekuitas ADHI meningkat tipis, yakni dari Rp9,67 triliun per akhir Desember 2024 menjadi Rp9,69 triliun pada akhir Juni 2025.
Proyek Properti
Terkait proyek properti, PT Adhi Commuter Properti Tbk yang mengusung kode saham ADCP di Bursa Efek Indonesia (BEI), saat ini, mengembangkan produk real estat residensial atau hunian dan komersial.
Produk real estat residensial yang dikembangkan sebagian besar adalah residensial highrise atau apartemen dengan konsep transit oriented development (TOD) dimana pengembangan apartemen tersebut terintegrasi dengan fasilitas transportasi publik.
Selain apartemen, Perseroan juga mengembangkan produk residensial landed house atau rumah tapak yang berlokasi di Adhi City Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Pengembangan produk rumah tapak di area tersebut sejalan dengan permintaan pasar yang cukup tinggi untuk produk rumah tapak di area Sentul dan sekitarnya.
Untuk pengembangan real estat komersial, Perseroan saat ini mengembangkan area komersial, baik sewa maupun jual di beberapa kawasan dimana komersial tersebut berada di dalam kawasan apartemen dan perkantoran.
Pengembangan area komersial sewa diharapkan menjadi sumber pendapatan berulang (recurring income) bagi Perseroan.
“Sedangkan pengembangan komersial jual merupakan bagian dari pengembangan residensial high rise atau apartemen yang diharapkan akan menaikkan nilai tambah bagi pengembangan kawasan residensial di area tersebut,” urai manajemen ADCP, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Adhi Karya Kantongi Pendapatan Properti Rp94,71 Miliar
Selain itu, ADCP juga punya bisnis hotel (hospitality) yang menjadi sumber recurring income Perseroan.
Dalam melakoni bisnis hotel, ADCP mengusung tiga properti yang tersebar di tiga kota, yakni Hotel Grandhika Jakarta, Grandhika Medan, dan Grandhika Semarang.
Ketiga hotel milik ADCP itu memiliki kapasitas total 495 kamar yang mencakup Hotel Grandhika Jakarta (237 kamar), Hotel Grandhika Semarang (135 kamar), dan Hotel Grandhika Medan (123 kamar).
(*)