Jakarta, landbank.co.id– Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyatakan bahwa saat ini pembangunan infrastruktur terus dilakukan hingga menyentuh wisata tematik yang potensial mencakup wisata kesehatan dan kebugaran.
Terkait wisata kesehatan, pemerintah sedang mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur dan Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan dan Pariwisata Internasional Batam.
Zona Ekonomi Khusus ini dirancang untuk menyediakan layanan kesehatan terintegrasi di lingkungan pariwisata atau populer disebut wisata kesehatan.
“Jika dikembangkan dengan baik, mereka dapat membantu mempertahankan pengeluaran domestik sekaligus menarik pengunjung internasional yang menghargai pengalaman kesehatan,” kata Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dikutip Jumat, 13 Juni 2025.
Widiyanti mengungkapkan, Indonesia memiliki kekayaan alam, budaya, dan tradisi penyembuhan yang potensial bisa bersaing dalam wisata kesehatan.
Kemenpar dan Kementerian Kesehatan pun telah menginisiasi kerja sama untuk memajukan wisata kesehatan, dimulai dengan Pedoman Wisata Kesehatan Indonesia pada tahun 2022.
Baca juga: Harapan Membawa Rp1,42 Triliun dari Dubai
Menpar juga membuka peluang kolaborasi dengan berbagai pihak untuk percepatan pembangunan infrastruktur pariwisata kesehatan dan kebugaran.
“Kami membutuhkan kemitraan publik-swasta, skema pembiayaan yang inovatif, dan model yang dipimpin masyarakat yang menyatukan inovasi, akuntabilitas, dan tujuan bersama,” kata Menpar Widiyanti.
Menpar Widiyanti juga mengajak pemangku kepentingan untuk berinvestasi di sektor pariwisata Indonesia.
“Bergabunglah dengan kami dalam membangun infrastruktur untuk pariwisata yang lebih maju dan kemakmuran bersama,” kata Menpar dihadapan peserta International Conference on Infrastructure 2025 (ICI 2025) di Jakarta International Convention Center (JICC), Kamis, 12 Juni 2025.
Baca juga: Transaksi Hotel Ditaksir Sentuh US$150 Juta, Ini Alasannya
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan bahwa terdapat potensi Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar US$84 miliar (sekitar Rp 1.362 triliun) dari pariwisata kesehatan di Indonesia, sehingga menjadi peluang bagi investor yang mau berinvestasi.
“Apabila warga negara Indonesia sendiri lebih tertarik melakukan belanja kesehatannya di Tanah Air, warga negara asing akan ikut berdatangan. Mari kita maju bersama-sama dengan menyatukan layanan kesehatan dan pariwisata, kita bisa membangun negara ini lebih kuat, lebih sehat, dan lebih maju,” kata Budi.
Tantangan Pariwisata
Sementara itu, Menpar Widiyanti mengungkapkan sejumlah tantangan dalam membangun infrastruktur pariwisata Indonesia saat menyampaikan pidato kunci dalam ICI 2025.
Dia menjelaskan bahwa pariwisata tidak hanya bergantung pada infrastruktur besar seperti jalan, listrik, dan bandara, tapi pariwisata juga bergantung pada fasilitas publik dan pusat informasi.
“Kami menyadari pembangunan infrastruktur memiliki tantangannya sendiri, salah satunya melekat pada kondisi geografis Indonesia dengan begitu banyak daerah terpencil dan masih sulit diakses,” kata Menpar.
Tantangan selanjutnya ialah pembangunan infrastruktur yang masih berlapis dan saling bergantung. Menteri mencontohkan pembangunan sanitasi yang masih mengandalkan akses air bersih.
“Dan ini tetap menjadi tantangan di beberapa destinasi tertentu,” kata Menpar.
Kesiapan masyarakat dalam menjaga aset pembangunan serta pemahaman untuk mewujudkan destinasi wisata yang berkelanjutan juga menjadi tantangan dalam pembangunan infrastruktur pariwisata.
Menteri Widiyanti menjelaskan, infrastruktur akan memberikan dampak yang positif pada pertumbuhan ekonomi di suatu daerah apabila masyarakat lokal siap untuk memeliharanya.
Baca juga: Kunjungan Wisman Tumbuh Nyaris 8 Persen, Kuartal I/2025
Tantangan berikutnya adalah investasi. Banyak investor yang ragu berinvestasi dalam jangka panjang akibat kondisi iklim yang tidak menentu.
Sementara itu, Kemenpar menyampaikan bahwa kuartal I/2025, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) naik 7,83 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2024.
Menurut Menpar Widiyanti, pertumbuhan kunjungan wisman pada tiga bulan pertama 2025 memberikan optimisme bagi sektor pariwisata secara keseluruhan.
Pada 2025, Kemenpar menargetkan kunjungan wisman mencapai berkisar 14-16 juta turis, lebih tinggi dibandingkan 2024 yang sekitar 14 juta orang.
(*)