Ada harapan momentum ini akan berlanjut hingga kuartal ketiga 2025. Dengan meredanya ketegangan internasional, jumlah pasar luar negeri diperkirakan pulih atau bahkan berkembang.
“Bali terus menarik minat kuat dari investor, dengan pipeline pembangunan yang signifikan hingga tahun 2027,” tutur.
Meskipun pasar mengalami koreksi pada kuartal pertama, kondisi diperkirakan berangsur membaik menjelang akhir tahun, meskipun dengan pertumbuhan yang moderat.
Ke depan, pelaku hotel berharap paruh kedua tahun 2025 akan menghadirkan kondisi yang lebih mendukung, termasuk kemungkinan adanya insentif pemerintah atau pelonggaran regulasi.
Permintaan dari segmen korporasi juga diperkirakan akan meningkat secara bertahap. Meski begitu, para pemangku kepentingan disarankan untuk tetap proaktif—dengan cara mendiversifikasi segmen sasaran, menyesuaikan strategi harga, serta menghadirkan penawaran inovatif yang sesuai dengan perubahan perilaku wisatawan.
Sementara itu, The Ascott Limited (Ascott), unit bisnis perhotelan milik CapitaLand Investment (CLI) agresif merangsek pasar properti di destinasi wisata Indonesia.
Baca juga: Hotel dan Restoran Diguyur Investasi Rp39,47 Triliun
Setidaknya terdapat empat properti yang akan dikelola Ascott, yakni masing-masing sebanyak satu unit di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan tiga unit di Bali.
Untuk di Bali, Ascott akan membuka tiga properti resor sepanjang 2026 hingga 2028.
Properti itu adalah Oakwood Jimbaran Villas and Residences Bali yang terdiri atas 57 unit. Properti ini akan menyediakan akses langsung ke pesisir Pantai Jimbaran yang terkenal.
Lalu, Oakwood Premier Berawa Beach Bali yang berkapasitas 366 unit. Penginapan ini akan menawarkan hunian tepi pantai mewah di kawasan trendi Canggu.
Baca juga: Hotel Hilton Jakarta PIK2 Serap Investasi Rp800 Miliar
Selain itu, di Sanur terdapat Oakwood Sanur Bali yang terdiri atas 180 unit. Hotel ini berlokasi di dalam Kawasan Ekonomi Khusus, bersebelahan dengan Rumah Sakit Internasional Bali.
(*)





