Jakarta, landbank.co.id– Radar konsultan properti, Colliers Indonesia menangkap adanya sinyal peritel asing untuk merangsek ke pusat perbelanjaan modern atau mal di Jakarta.
Salah satu negara asal peritel asing yang mengincar ruang ritel mal di Jakarta itu adalah dari Tiongkok (China).
“Brand (merek) asal China makin banyak yang ekspansi, mereka sangat ekspansif. Kami bantu beberapa brand China untuk masuk dan ekspansi di beberapa mal di Jakarta,” tutur Ferry Salanto, head of Research Colliers Indonesia dalam paparan virtual di Jakarta, Rabu, 1 Oktober 2025.
Dia menambahkan, ada beberapa brand China tersebut yang masih mencari ruang (space) yang pas.
“Brand China yang masuk tersebut di antaranya juga adalah bergerak di bidang produk makanan dan minuman (food and beverage/F&B),” urai Ferry.
Menurut Ferry, dari data yang dimiliki Colliers Indonesia, sektor F&B masih menjadi penyewa (tenant) yang mendominasi mal-mal di Jakarta dan sekitarnya.
Baca juga: Agung Sedayu Real Estat Indonesia Segera Operasikan K Mall at Menara Jakarta
“Penyewa dari F&B masih mendominasi dengan komposisi berkisar 40 persen hingga 50 persen dari total penyewa mal di Jakarta,” papar dia.
Di Jakarta, tidak ada mal baru yang selesai dibangun pada kuartal kedua 2025, sehingga pasokan kumulatif mal tetap stabil di angka 4,9 juta meter persegi (m2).
Dengan tidak adanya pembukaan mal baru, para pemilik mal memprioritaskan revitalisasi dan peningkatan fasilitas.
Tren yang berkelanjutan ini diperkirakan memengaruhi perkembangan ritel pada masa mendatang, yang berpotensi menghasilkan konsep mal yang lebih inovatif dan tata letak yang beragam.
Data Colliers Indonesia menyebutkan bahwa sepanjang 2025-2028 akan ada mal baru di Jakarta dan sekitarnya. Mal baru itu bertebaran di Jakarta Pusat, Tangerang (Banten), dan Bekasi (Jawa Barat).
“Di daerah lain relatif tidak ada tambahan mal baru,” terang Ferry.
Baca juga: Enam Mal di Jakarta Ini Sediakan Playground Anak Edukatif dan Seru
Saat ini, kata dia, mal kelas atas masih dominan di Jakarta, yakni sekitar 40 persen, sedangkan di Bodetabek mal kelas atas porsinya hanya sektiar 15 persen.
“Mal kelas atas mulai antisipasi menaikkan biaya hunian, termasuk tarif sewa dan service charge,” jelas Ferry.
Di sisi lain, tambah dia, pihaknya melihat adanya bauran tenant. Konsep dept store diperkecil, lalu space yang tersisa bisa ditawarkan lagi untuk brand lain untuk menarik pengunjung untuk datang.
“Pemilik mal ingin ada peningkatan kunjungan (traffic) agar mal sukses,” ujar Ferry.
Mal Menara Jakarta
Sementara itu, Agung Sedayu Real Estat Indonesia (ASRI) yakin bahwa K Mall at Menara Jakarta akan menjadi landmark baru yang memperkaya kehidupan masyarakat dan memperkuat ekosistem kota Jakarta.
“Kami berharap K Mall at Menara Jakarta dapat menjadi pusat kehidupan yang mampu memperkuat hubungan sosial dan membangun komunitas yang solid, sekaligus simbol harmonisasi, kolaborasi, pertumbuhan, dan keberlanjutan,” ujar Alexander Halim Kusuma, chief executive officer (CEO) ASRI, belum lama ini.
Baca juga: HAPIMART Perkuat ITC Kuningan
K Mall at Menara Jakarta dinilai dapat menjadi pusat interaksi dan komunikasi bagi masyarakat urban.
Hal itu mengingat letaknya strategis dan terhubung langsung dengan gedung kantor, apartemen, kondominium, dan hotel di dalam kawasan mix-used development Menara Jakarta senilai Rp7 triliun.
K Mall at Menara Jakarta yang merupakan pusat perbelanjaan modern ke-6 milik ASRI itu tengah bersiap merangsek pasar Jakarta.
“Para tenant sedang proses fit out. Insha Allah kuartal keempat tahun ini mulai soft opening,” tutur Troy Fridatama, general manager Corporate Communications & Affairs ASRI kepada landbank.co.id, belum lama ini.
Baca juga: Okupansi Pusat Perbelanjaan di Jakarta Relatif Stagnan
Beberapa tenant yang akan hadir di antaranya 707, Adidas, Aptown Salon, Beatrice Clothing, Cafe Canton, Dwidaya, Erafone, Guardian, dan iBox.
Lalu, International Jewelry, Kibo Cheese Cafe, Lumine, Mario Minardi, Ohana Dental, Optik Tunggal, Playtopia, Sociolla, Sour Sally, dan Sushi Hiro.
(*)