Jakarta, landbank.co.id- Di tengah tekanan ekonomi global, PT Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA) mampu meningkatkan raihan laba bersih sekitar 2 persen sepanjang semester pertama 2025 dibandingkan dengan periode yang sama setahun sebelumnya.
Mengutip laporan keuangan PT Perdana Gapuraprima Tbk, emiten properti berkode saham GPRA ini meraih laba bersih Rp45,14 miliar pada enam bulan pertama 2025, sedangkan dalam rentang waktu sama 2024 sekitar Rp44,24 miliar.
“Kami mampu menjaga laba bersih tetap stabil pada semester pertama 2025 dan berharap dapat tumbuh berkisar 5-10 persen hingga akhir tahun 2025,” ujar Direktur Utama PT Perdana Gapuraprima Tbk, Arvin F Iskandar kepada awak media di Jakarta, Rabu (30/7/2025).
Arvin menjelaskan, selain didukung penjualan, stabilnya laba bersih juga ditopang oleh raihan pendapatan berkesinambungan (recurring income) dari service apartment yang tetap terjaga cukup baik sepanjang Januari-Juni 2025.
Per akhir Juni 2025, kata dia, Gapuraprima mengantongi penjualan Rp224,98 miliar, sedangkan pada semester pertama 2024 sekitar Rp273,31 miliar.
Di sisi lain, sepanjang semester pertama 2025, prapenjualan (marketing sales) Gapuraprima tercatat lebih dari Rp300 miliar.
Baca juga: Gapura Prima Siapkan Capex Rp400 Miliar di 2025, Fokus ke Pengembangan Lahan dan Properti
Arvin optimistis penjualan pengembang properti yang berdiri sejak 21 Mei 1987 ini akan terus bertumbuh hingga akhir tahun 2025.
Optimisme itu mencuat seiring bergulirnya sejumlah proyek baru milik Perseroan yang direspons pasar cukup antusias.
Produk hunian yang dibangun Gapuraprima, kata dia, disesuaikan dengan preferensi konsumen serta didukung oleh infrastruktur yang matang di sekitar kawasan berdirinya proyek.
“Misalnya, proyek Botanica Cibubur. Infrastruktur di sekitar kawasan sudah matang dan didukung kemudahan akses transportasi sehingga rumah tapak yang kami bangun mampu menjawab kebutuhan hunian keluarga muda dan profesional urban yang mencari lokasi strategis dengan harga bersaing,” terang Arvin.
Tahap awal, Botanica Cibubur menghadirkan Cluster Brooklyn yang dibanderol mulai Rp500 juta per unit.
Dia menambahkan, perpanjangan Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 100 persen hingga akhir tahun 2025 dan penurunan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) ikut membangun harapan para pengembang properti.
Baca juga: Botanica Cibubur Bidik Keluarga Muda dan Profesional
“Tentu, perpanjangan PPN DTP 100 persen itu ikut menambah optimisme kami untuk terus bertumbuh hingga akhir 2025,” papar Arvin.
Saat ini, proyek GPRA yang tengah bergulir tersebar di berbagai kota di antaranya Perumahan Bukit Cimanggu City, Bogor (Jawa Barat) dan Spring Garden Residence, Bekasi (Jawa Barat).
Selain itu, Metro, Cilegon (Banten), Green Leaf Residence, Tangerang (Banten), dan terbaru adalah Botanica Cibubur, Cileungsi, Bogor (Jawa Barat).
Capex 2025
Hingga akhir Juni 2025, Gapuraprima memiliki aset Rp1,97 triliun. Angka itu relatif stagnan bila dibandingkan dengan akhir 2024.
Liabilitas GPRA per akhir Juni 2025 lebih rendah dibandingkan dengan periode akhir 2024, yakni dari Rp604,84 miliar menjadi Rp580,19 miliar.
Sebaliknya, ekuitas GPRA naik menjadi Rp1,39 triliun pada semester pertama 2025 dibandingkan akhir 2024 yang masih di level Rp1,36 triliun.
Baca juga: Gapuraprima Mau Bagi Dividen Tunai, Ini Jadwalnya
Di sisi lain, emiten properti yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) paa 10 Oktober 2007 menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp400 miliar untuk tahun 2025.
Dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan lahan serta proyek-proyek properti baru, termasuk perumahan dan apartemen milik Perseroan.
Per akhir Maret 2025, pemegang saham Perdana Gapuraprima terdiri atas PT Abadimukti Gunalestari sebesar 74,69 persen dan masyarakat 25,31 persen.
(*)