Site icon Landbank.co.id

Penjualan SCG di Indonesia Tembus Rp17 Triliun

Pendapatan dari penjualan SCG di Indonesia untuk tahun fiskal 2024 menyentuh sebesar Rp17,4 triliun (US$1,09 miliar)/foto: scg

Jakarta, landbank.co.id- Pendapatan dari penjualan SCG di Indonesia untuk tahun fiskal 2024 menyentuh sebesar Rp17,4 triliun (US$1,09 miliar).

Penjualan SCG di Indonesia itu meningkat sebesar 8 persen secara tahunan (year-on-year), yang dipacu oleh pertumbuhan pendapatan di SCG Chemicals (SCGC), khususnya dari ekspor Thailand dan LSP di Vietnam ke Indonesia.

Manajemen SCG menyebutkan bahwa khusus pada kuartal IV/2024, pendapatan dari penjualan di Indonesia mencapai Rp4,36 triliun (US$277 juta), menunjukkan penurunan sebesar 1 persen secara tahunan, yang dipengaruhi oleh SCG Distribution and Retail, SCG Cement and Green Solution, dan SCGP.

SCG memulai operasi bisnis di Indonesia sejak 1992 dengan membuka perdagangan dan secara bertahap mengembangkan investasinya dalam bisnis yang berbeda pada industri semen, bahan bangunan, bahan kimia, dan kemasan.

Baca juga: Mencuat Keinginan Ciptakan Ekosistem Kripto Sehat

Hingga hari ini, SCG memiliki total 37 perusahaan di seluruh Indonesia dengan lebih dari 7.000 karyawan.

Sementara itu, Thammasak Sethaudom, presiden dan CEO SCG, mengatakan bahwa pada 2024, SCG secara keseluruhan berhasil mengelola Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) secara efektif, mencapai Rp24,13 triliun (US$1,52 miliar), setara dengan tingkat pada 2023.

Baca juga: Program Tiga Juta Rumah akan Bantu Atasi Oversupply Semen

Hal ini didorong oleh adaptasi SCG terhadap berbagai tantangan, termasuk perlambatan siklus petrochemical, ketegangan geopolitik, fluktuasi biaya energi, serta suku bunga yang tinggi.

Dia menerangkan, meskipun perusahaan diadang dengan berbagai tantangan tersebut, SCG tetap mampu menjaga kekuatan finansialnya serta memastikan imbal hasil yang berkelanjutan bagi seluruh pemegang saham.

SCG terus berkomitmen untuk memperkuat kesehatan finansialnya dengan mempertahankan EBITDA yang kuat sebagai prinsip utama dalam pengelolaan bisnis.

Baca juga: Isi Lengkap PMK No 13 Tahun 2025 tentang PPN DTP

“SCG akan terus beradaptasi dan berekspansi ke pasar baru. Kami yakin bahwa pada tahun 2025, kami akan mempertahankan pengelolaan EBITDA yang kuat sekaligus memastikan komitmen berkelanjutan terhadap kepentingan para pemegang saham,” ujar Thammasak.

SCG telah menerapkan berbagai langkah penguatan yang diumumkan pada akhir kuartal ketiga 2024, dengan hasil yang signifikan yakni pengelolaan dana operasional telah yang diturunkan sekitar Rp2,9 triliun (US$183 juta)  dibandingkan setahun sebelumnya.

Lalu, restrukturisasi aktivitas operasional dan bisnis, termasuk dengan menghentikan bisnis yang kurang optimal pada 2024 untuk meningkatkan efisiensi operasional.

Kemudian, Controlled capital expenditures (CAPEX) yang memprioritaskan proyek dengan keuntungan yang tinggi dan cepat.

Baca juga: BTN Berkomitmen Sertifikat Bermasalah Tuntas Pada 2028

“Alhasil, utang bersih perusahaan turun sebesar Rp7,9 triliun (US$494 juta) dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, dengan rasio utang bersih terhadap ekuitas sebesar 0,7 kali. Posisi keuangan SCG tetap kuat dan stabil, dengan cadangan kas pada akhir tahun sebesar Rp25,2 triliun (US$1,57 miliar).

Pada kuartal IV/2024, pendapatan dari penjualan mencapai Rp58,3 triliun (US$3,69 miliar), meningkat sebesar 2 persen dibandingkan kuartal sebelumnya, didukung oleh peningkatan volume penjualan dari SCGC.

Namun, perusahaan mencatat kerugian sebesar Rp229 miliar (US$15 juta) untuk kuartal tersebut, dibandingkan dengan laba sebesar Rp318 miliar (US$20 juta) pada kuartal sebelumnya, yang terutama disebabkan oleh kinerja Long Son Petrochemicals (LSP) serta pengakuan penuh biaya penyusutan untuk proyek tersebut.

Baca juga: Semen Hijau SIG Siap Dukung Program Tiga Juta Rumah

Per 31 Desember 2024, total aset SCG mencapai Rp407,66 triliun (US$25,36 miliar), dengan aset di ASEAN (tidak termasuk aset di Thailand) sebesar Rp186 triliun (US$11,58 miliar), atau setara dengan 46 persen dari total aset konsolidasian SCG.

 

(*)

Exit mobile version