Jakarta, landbank.co.id-Penjualan rumah di Jabodebek-Banten tercatat anjlok sekitar 20 persen sepanjang semester pertama 2025 dibandingkan dengan periode sama 2024.
Mengutip data Indonesia Property Watch (IPW), sepanjang enam bulan pertama 2025, penjualan rumah di kawasan itu menyentuh 3.743 unit.
Sebaliknya, sepanjang Januari-Juni 2024, penjualan rumah di Jabodebek-Banten masih bertengger di angka 4.702 unit.
“Selama satu semester awal tahun 2025, pasar perumahan terganggu dengan banyaknya hari libur nasional, selain masih lemahnya daya beli pasar,” dilansir riset Indonesia Property Watch dikutip Minggu, 20 Juli 2025.
Dari sisi nilai penjualan, per akhir Juni 2025 tercatat turun sekitar 5 persen, yakni dari Rp4,31 triliun menjadi Rp4,11 triliun.
Dari sisi unit, penjualan semester pertama 2025 merupakan yang terendah untuk periode sama dalam rentang 2021-2025.
Baca juga: Derap Penjualan Rumah Agung Podomoro Land
Penjualan tertinggi untuk periode semester pertama terjadi pada 2023, yakni sebanyak 6.102 rumah. Tahun 2023 juga sekaligus tertinggi dari sisi nilai, yakni Rp5,11 triliun.
Kuartal Kedua 2025
Sementara itu, setelah turun tajam pada triwulan sebelumnya, pasar perumahan pada kuartal kedua 2025 tumbuh 7,8 persen (quarter to quarter/qtq).
Mengutip data IPW, pertumbuhan itu terjadi dari 1.801 rumah pada kuartal pertama 2025 menjadi 1.942 unit pada kuartal kedua tahun ini.
“Namun masih lebih rendah 1,1 persen secara tahunan (year on year/yoy),” dilansir dari riset IPW.
Baca juga: Lebih dari 47 Ribu Rumah Guyur Jabodebek Banten
Maklum, pada kuartal kedua tahun 2024, penjualan rumah di Jabodebek-Banten masih bertengger di angka 1.964 unit.
Riset IPW membeberkan, penjualan relatif mengalami kenaikan pada April dan Mei 2025, namun mengalami penurunan pada Juni 2025.
Dar sisi nilai, penjualan rumah di Jabodebek-Banten pada kuartal kedua 2025 mengalami kenaikan sebesar 11,4 persen (qtq) setelah pada triwulan sebelumnya mengalami penurunan tajam.
Nilai penjualan rumah pada kuartal kedua 2025 tercatat senilai Rp2,16 triliun, sedangkan kuartal pertama 2025 senilai Rp1,94 triliun.
Penjualan Wilayah
Kawasan Jabodebek-Banten versi IPW mencakup Jakarta, serta tiga kota di Jawa Barat, yaitu Bogor, Depok, dan Bekasi.
Selain itu, terdapat tiga kota di Provinsi Banten, yakni Tangerang, Cilegon, dan Serang.
Baca juga: Tangerang Menyerap 50 Persen Lebih Penjualan Rumah
Pada kuartal kedua 2025, sebagian besar wilayah tersebut mengalami kenaikan penjualan unit, kecuali Jakarta yang mengalami penurunan tertinggi yakni sebesar 20,9 persen.
Lalu, diikuti oleh Serang yang turun 5,3 persen, dan Bekasi yang masih turun tipis 1,2 persen.
Sementara itu, berdasarkan nilai penjualan, penurunan 11,3 persen terjadi di Jakarta, diikuti Depok yang turun 10,6 persen, dan Bekasi yang turun tipis 1,6 persen.
“Selain menurunnya jumlah unit terjual, penurunan nilai penjualan ini memperlihatkan pergeseran segmen pasar di wilayah masing-masing,” dilansir riset IPW.
Pasar segmen harga di atas Rp2 miliar masih mencatat pertumbuhan positif, yakni 7,8 persen (qtq), meskipun mulai
memperlihatkan pertumbuhan yang lebih landai dibandingkan segmen lainnya.
Baca juga: Omzet Penjualan Rumah Jabodebek-Banten Sentuh Rp1,94 Triliun
Komposisi penjualan unit di segmen ini juga mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya, yakni dari 12,5 persen menjadi 11,8 persen.
IPW memprediksi, pasar menengah-bawah masih memperlihatkan pergerakan stagnan, cenderung menurun.
Sementara itu, di segmen-menengah masih menyisakan potensi permintaan yang cukup tinggi khususnya bagi para konsumen pengguna (end users).
“Perlu diperhatikan pengaruh pascaliburan yang membuat banyaknya pengeluaran konsumsi masyarakat yang cenderung akan memengaruhi daya beli pasar ke depan,” dilansir riset IPW.
Di segmen-atas meskipun pasar masih memiliki daya beli, namun sebagian besar akan menahan pembelian rumah sebagai investasi, menyusul dinamika politik dan ekonomi baik nasional maupun global yang masih belum menentu.
(*)