Site icon Landbank.co.id

Penjualan LRT City Ciracas Tumbuh 29 Persen

Penjualan LRT City Ciracas tercatat tumbuh 29 persen sepanjang kuartal pertama 2025 dibandingkan dengan periode yang sama 2024. Tampak stasiun LRT Jabodebek/foto: landbank.co.id

Jakarta, landbank.co.id– Penjualan LRT City Ciracas tercatat tumbuh 29 persen sepanjang kuartal pertama 2025 dibandingkan dengan periode yang sama 2024.

Mengutip laporan keuangan PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) periode Januari-Maret 2025 terlihat bahwa LRT City Ciracas memberi pendapatan Rp22,21 miliar kepada emiten berkode saham ADCP itu.

Pendapatan dari LRT City Ciracas itu meningkat bila disandingkan dengan periode sama tahun 2024 yang masih di level Rp17,12 miliar.

LRT City Ciracas merupakan proyek berkonsep transit oriented development (TOD) yang terintegrasi LRT Jabodebek besutan ADCP bersama mitranya, PT Urban Jakarta Propertindo Tbk (URBN).

Baca juga: Giliran Colliers Angkat Suara Soal Apartemen Jakarta

Pada kuartal pertama 2025, selain LRT City Ciracas, proyek ADCP yang mencatatkan peningkatan pendapatan adalah datang dari Adhi City Sentul 1.

Sepanjang tiga bulan pertama tahun 2025, Adhi City Sentul 1 menorehkan pendapatan Rp3,32 miliar, naik dibandingkan dengan periode sama 2024 yang sebesar Rp3,28 miliar.

Di luar kedua proyek tersebut, pendapatan ADCP dari empat proyek lainnya mencatat penurunan.

Misal, proyek LRT City Bekasi Eastern Green yang turun dari Rp10,27 miliar menjadi Rp7,10 miliar.

Demikian pula dengan bisnis hotel dan pendapatan sewa. Per akhir Maret 2025 harus mencatat penurunan bila dibandingkan dengan periode sama 2025.

Khusus bisnis hotel, ADCP memiliki tiga sumber pendapatan pada kuartal pertama 2025, yakni dari Hotel Grandhika Iskandarsyah, DKI Jakarta sebesar Rp15,77 miliar.

Baca juga: Margin Laba Bersih ADCP Sentuh 10,8 Persen

Lalu, dari Hotel Grandhika Setiabudi, Medan, Sumatera Utara sebesar Rp5,14 miliar dan dari Hotel Grandhika Pemuda, Semarang, Jawa Tengah senilai Rp4,45 miliar.

Total pendapatan ADCP dari bisnis hotel tercatat sebesar Rp25,37 miliar pada triwulan pertama 2025, lebih rendah dibandingkan periode sama 2024 yang senilai Rp27,07 miliar.

Terdapat satu sumber pendapatan baru pada periode tiga bulan pertama 2025 dibandingkan dengan rentang waktu sama 2024, yakni dari proyek Mega Graha Cipta Perkasa.

Proyek Mega Graha Cipta Perkasa mencatat pendapatan sebesar Rp637,50 juta per akhir Maret 2025.

Secara keseluruhan, pendapatan ADCP pada kuartal pertama 2025 turun bila dibandingkan dengan periode sama 2024, yakni dari Rp81,91 miliar menjadi Rp70,46 miliar.

Penurunan pendapatan ikut memengaruhi torehan laba bersih ADCP. Per akhir Maret 2025, laba bersih ADCP turun dari Rp7,11 miliar menjadi Rp16,27 juta.

Sementara itu, per akhir Maret 2025, jumlah aset ADCP tercatat sebesar Rp6,89 triliun, meningkat bila dibandingkan dengan per akhir Desember 2024 yang sekitar Rp6,82 triliun.

Baca juga: Adhi Commuter Properti Genjot Bisnis Komersial

Dari sisi liabilitas juga terjadi peningkatan. Per akhir Desember 2024 sebesar Rp4,20 triliun, sedangkan per akhir Maret 2025 sekitar Rp4,27 triliun.

Ekuitas ADCP relatif stabil pada periode tiga bulan pertama 2025 dibandingkan dengan per akhir Desember 2024, yakni di posisi Rp2,61 triliun.

ADCP memulai kegiatan usaha komersialnya pada 23 Mei 2018, sedangkan pemegang saham utama sekaligus induk usaha adalah PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI).

Saat ini, Perseroan memiliki sejumlah program bisnis, salah satunya adalah peningkatan pengembangan pendapatan berulang dari brand Perseroan.

Baca juga: Pendapatan Hotel ADCP Tumbuh 12 Persen

Lalu, mengoptimalkan aset jangka panjang perusahaan yang berupa tanah, sebagai investasi modal.

Pada 2024, proyek milik ADCP mencakup Oase Park, Cisauk Point, Adhi City, Grand Central Bogor, dan Rivia.

Lalu, LRT City Jatibening, LRT City Bekasi, LRT City Ciracas, LRT City Sentul, LRT City Tebet, LRT City MTH, dan LRT City Cibubur.

 

(*)

Exit mobile version