Sementara itu, secara keseluruhan, sepanjang Januari-September 2025 pendapatan pemilik Ciputra Mitra Hospital Banjarmasin, Kalimantan Selatan itu tumbuh sekitar 18 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama 2024.
Per akhir September 2025, pemilik proyek Citra Maja City, Banten itu meraup pendapatan sebesar Rp8,39 triliun, sedangkan pada periode sama 2024 sekitar Rp7,11 triliun.
Bertumbuhnya pendapatan pada sembilan bulan 2025 membuat laba bersih pemilik proyek Citraland Surabaya, Jawa Timur ini juga meningkat bila disandingkan dengan periode sama 2024.
Per akhir September 2024, laba bersih CTRA tercatat senilai Rp1,27 triliun, sedangkan akhir September tahun ini naik menjadi Rp1,62 triliun.
Baca juga: Ciputra Development Raup Pendapatan Rp8,39 Triliun
Artinya, laba bersih pemilik proyek Ciputra World Jakarta ini meningkat sekitar 28 persen pada sembilan bulan 2025 dibandingkan dengan periode sama 2024.
Di sisi lain, hingga Juni 2025, Ciputra Development yang didirikan pada 1981 ini memiliki cadangan lahan (land bank) 2.009 hektare (ha).
Land bank tersebut merupakan lahan yang dimiliki sendiri oleh PT Ciputra Development Tbk.
Maklum, Ciputra juga punya land bank di proyek hasil kerja sama (joint operation/JO).
Baca juga: Mengintip Penjualan Rumah Ciputra, Raup Rp4,35 Triliun
Sementara itu, total aset CTRA per akhir September 2025 tercatat sebesar Rp46,19 triliu, lebih rendah dibandingkan per akhir Desember 2025 yang senilai Rp47,02 triliun.
Har serupa terjadi di lini liabilitas. Per akhir 2024, liabilitas CTRA tercatat senilai Rp22,40 triliun, sedangkan per akhir September 2025 jumlah menyentuh Rp20,35 triliun.
Sebaliknya, ekuitas pemilik proyek Citraland City Losari Makassar, Sulawesi Selatan ini naik dari Rp24,61 triliun pada akhir Desember 2024 menjadi sebesar Rp25,83 triliun per akhir September 2025.
Baca juga: Giliran Ciputra Tebar Dividen Jumbo
Per akhir September 2025, pemegang saham Ciputra Development terdiri atas PT Sang Pelopor sebesar 53,31 persen dan Harun Hajadi 0,08 persen.
Kemudian, Nanik J Santoso kurang dari 0,01 persen, Tulus Santoso kurang dari 0,01 persen, Sutoto Yakobus kurang dari 0,01 persen, dan masyarakat 46,60 persen.
(*)




