Sekadar informasi, porsi pinjaman bank menyusut bila membandingkan triwulan I/2021 dengan triwulan I/2025.
Maklum, per akhir Maret 2021, porsi pinjaman bank masih sebesar 23,49 persen, sedangkan per akhir Maret tahun ini sebesar 16,62 persen.
Pembelian Tunai
Sebaliknya, konsumen lebih menyukai dana dari perbankan dalam wujud kredit pemilikan rumah (KPR) ketika membeli properti residensial primer.
Porsi pemanfaatan KPR masih lebih besar dibandingkan dengan skema tunai dan tunai bertahap.
Baca juga: Porsi Pembelian Rumah Secara Tunai Membesar
Pada triwulan I/2025, pemanfaatan skema KPR sebesar 70,68 persen, sedangkan pada triwulan sama tahun 2024, porsinya 72,54 persen.
“Dari sisi konsumen, sebagian besar pembelian rumah di pasar primer dilakukan melalui skema pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), dengan pangsa sebesar 70,68% dari total pembiayaan,” kata Ramdan Denny Prakoso.
Sekalipun demikian, terjadi tren peningkatan pembelian rumah secara tunai dalam rentang waktu 2021-2025.
Hasil Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia (SHPR BI) triwulan I/2025 memerlihatkan, porsi pembelian secara tunai mencapai sebesar 9,79 persen.
Baca juga: Pengembang Lebih Gemar Pakai Dana Internal
Angka itu membesar bila disandingkan dengan pembelian secara tunai triwulan IV/2024 yang sebesar 8,72 persen.
Bahkan, jika disandingkan dengan triwulan I/2021, angka pada akhir Maret 2025 jauh lebih besar.
Maklum, pada triwulan pertama 2021, porsi pembelian tunai masih di angka 8,07 persen.
(*)