Jakarta, landbank.co.id– Pendapatan sewa PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP) sepanjang semester pertama 2025 mulai unjuk suara.
Mengutip laporan keuangan PT Adhi Commuter Properti Tbk memerlihatkan, pendapatan sewa emiten berkode saham ADCP itu tumbuh sekitar 42 persen sepanjang enam bulan pertama 2025 dibandingkan dengan periode yang sama 2024.
Per akhir Juni 2025, PT Adhi Commuter Properti Tbk membungkus pendapatan sewa sebesar Rp1,67 miliar, sedangkan pada periode sama 2024 masih sekitar Rp1,18 miliar.
Sumber pendapatan sewa ADCP berasal dari LRT City MTH, Jakarta dan Cisauk Point, Tangerang, Banten.
Porsi pendapatan sewa masih tergolong kecil, yakni sekitar 1,4 persen terhadap total pendapatan ADCP pada paruh pertama 2025 yang sebesar Rp120,51 miliar.
Sekalipun demikian, lini usaha ini menjadi satu dari dua yang mencatat pertumbuhan pada enam bulan pertama 2025, mengingat mayoritas sumber lainnya mencatat penurunan.
Baca juga: Pendapatan Hotel ADCP Tumbuh 12 Persen
Misal, pendapatan dari penjualan properti yang merupakan kontributor utama, harus puas mencatat penurunan sekitar 48 persen bila disandingkan dengan per akhir Juni 2024.
Bila pada paruh pertama 2024 masih sebesar Rp124,67 miliar, anjlok menjadi Rp64,61 miliar pada periode sama 2025.
Begitu juga dengan sumber pendapatan kedua terbesar, yakni bisnis hotel. Lini ini turun sekitar 7 persen dari Rp58,30 miliar menjadi Rp54,22 miliar.
Kontribusi penjualan properti menyumbang sekitar 54 persen terhadap total pendapatan semester pertama 2025, sedangkan bisnis hotel menyumbang sekitar 45 persen.
Baca juga: ADCP akan Maksimalkan Recurring Income
Menurunnya pendapatan terlihat ikut memengaruhi raihan laba bersih anak usaha PT Adhi Karya (Persero) Tbk ini.
Bila per akhir Juni 2025 masih sebesar Rp17,34 miliar, kini pada paruh pertama 2025 laba bersih ADCP merosot ke level Rp32,69 juta.
Bisnis Hotel
Manajemen ADCP pernah menyatakan bahwa pihaknya akan memaksimalkan potensi kawasan komersial untuk menambah sumber pendapatan berulang (recurring income).
Bagi ADCP, recurring income melengkapi pendapatan utama yang selama ini berasal dari properti residensial jual.
Pemaksimalan recuring income juga menjadi bagian dari strategi Adhi Commuter Properti dalam meningkatkan profitabilitas Perseroan.
Hal itu penting dilakukan mengingat saat ini Perseroan tengah menghadapi berbagai tantangan yang cukup signifikan.
“Meskipun demikian, Perusahaan tetap berusaha untuk fokus pada menjaga ketercapaian dan terus melakukan berbagai upaya strategis, seperti diversifikasi produk dan layanan, monetisasi idle assets agar dapat menghasilkan recurring income, penyesuaian strategi pemasaran, serta optimalisasi efisiensi di setiap lini bisnis,” papar manajemen ADCP.
Salah satu sumber pendapatan berulang adalah bisnis hotel. Kini, ADCP memiliki tiga hotel yang tersebar di tiga kota, yakni Hotel Grandhika Jakarta, Grandhika Medan, dan Grandhika Semarang.
Ketiga hotel milik ADCP itu memiliki kapasitas total 495 kamar.
Baca juga: Disuntik Dana oleh Induk, ADCP: Biayai Proyek Penting
Pada semester pertama 2025, pendapatan ketiga hotel itu menyentuh sekitar Rp54,22 miliar, lebih rendah dibandingkan periode sama 2024 yang sekitar Rp58,30 miliar.
Sumber pendapatan bisnis hotel ADCP pada paruh pertama 2025 mencakup Hotel Grandhika Jakarta sebesar Rp33,38 miliar.
Lalu, Hotel Grandhika Medan Rp10,54 miliar, sedangkan dari Hotel Grandhika Semarang sekitar Rp10,28 miliar.
Sementara itu, pada paruh pertama 2025, aset ADCP sebesar Rp6,92 triliun, sedangkan per akhir Desember 2024 sekitar Rp6,82 triliun.
Liabilitas ADCP per akhir Juni 2025 naik menjadi Rp4,30 triliun dari Rp4,20 triliun pada akhir Desember 2024.
Di sisi lain, ekuitas Adhi Commuter Properti pada Juni 2025 dibandingkan dengan akhir 2024 relatif stabil, yakni sekitar Rp2,61 triliun.
Baca juga: ADCP Geser Jatuh Tempo Obligasi
Per akhir Juni 2025, pemegang saham Adhi Commuter Properti terdiri atas PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebesar 90,00 persen, Koperasi Adhi Sejahtera 0,00 persen, dan masyarakat 10,00 persen.
(*)