Bagi ADCP, recurring income melengkapi pendapatan utama yang selama ini berasal dari properti residensial jual.
Pemaksimalan recuring income juga menjadi bagian dari strategi Adhi Commuter Properti dalam meningkatkan profitabilitas Perseroan.
Hal itu penting dilakukan mengingat saat ini Perseroan tengah menghadapi berbagai tantangan yang cukup signifikan.
“Meskipun demikian, Perusahaan tetap berusaha untuk fokus pada menjaga ketercapaian dan terus melakukan berbagai upaya strategis, seperti diversifikasi produk dan layanan, monetisasi idle assets agar dapat menghasilkan recurring income, penyesuaian strategi pemasaran, serta optimalisasi efisiensi di setiap lini bisnis,” papar manajemen ADCP.
Salah satu sumber pendapatan berulang adalah bisnis hotel. Kini, ADCP memiliki tiga hotel yang tersebar di tiga kota, yakni Hotel Grandhika Jakarta, Grandhika Medan, dan Grandhika Semarang.
Ketiga hotel milik ADCP itu memiliki kapasitas total 495 kamar.
Baca juga: Disuntik Dana oleh Induk, ADCP: Biayai Proyek Penting
Pada semester pertama 2025, pendapatan ketiga hotel itu menyentuh sekitar Rp54,22 miliar, lebih rendah dibandingkan periode sama 2024 yang sekitar Rp58,30 miliar.
Sumber pendapatan bisnis hotel ADCP pada paruh pertama 2025 mencakup Hotel Grandhika Jakarta sebesar Rp33,38 miliar.
Lalu, Hotel Grandhika Medan Rp10,54 miliar, sedangkan dari Hotel Grandhika Semarang sekitar Rp10,28 miliar.
Sementara itu, pada paruh pertama 2025, aset ADCP sebesar Rp6,92 triliun, sedangkan per akhir Desember 2024 sekitar Rp6,82 triliun.
Liabilitas ADCP per akhir Juni 2025 naik menjadi Rp4,30 triliun dari Rp4,20 triliun pada akhir Desember 2024.
Di sisi lain, ekuitas Adhi Commuter Properti pada Juni 2025 dibandingkan dengan akhir 2024 relatif stabil, yakni sekitar Rp2,61 triliun.
Baca juga: ADCP Geser Jatuh Tempo Obligasi
Per akhir Juni 2025, pemegang saham Adhi Commuter Properti terdiri atas PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebesar 90,00 persen, Koperasi Adhi Sejahtera 0,00 persen, dan masyarakat 10,00 persen.
(*)