Jakarta, landbank.co.id – Pendapatan PT Saraswanti Indoland Development Tbk (SWID) pada kuartal kedua 2025 melonjak sekitar 270 persen bila disandingkan dengan kuartal pertama 2025 (quarter on quarter/QoQ).
Mengutip laporan keuangan PT Saraswanti Indoland Development Tbk, emiten berkode saham SWID ini membungkus pendapatan Rp77,95 miliar pada kuartal kedua 2025.
Sebaliknya, pada kuartal pertama 2025, PT Saraswanti Indoland Development Tbk mengoleksi pendapatan Rp21,06 miliar.
Manajemen emiten properti yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 2022 ini mengaku bahwa lonjakan pendapatan signifikan tersebut menjadi indikator kuat bahwa Perseroan mampu bertumbuh dengan stabil di tengah tantangan sektor properti yang dinamis.
Pencapaian pada kuartal kedua 2025 tidak dilihat sekadar sebagai peristiwa sesaat, melainkan sebagai stepping stone penting menuju stabilitas jangka panjang.
“Kami memandang kuartal kedua ini sebagai titik kestabilan baru bagi Perseroan. Bukan hanya karena kenaikan penjualan, tetapi karena seluruh elemen operasional, manajerial, dan strategi pasar kami mulai bergerak harmonis,” ujar Bogat Agus Riyono, direktur utama PT Saraswanti Indoland Development Tbk, Selasa, 29 Juli 2025.
Baca juga: Bisnis Hotel SWID Tetap Solid
Bogat menambahkan bahwa dengan pencapaian ini, investor dapat merasa lebih percaya diri untuk mempertimbangkan saham SWID sebagai bagian dari portofolio jangka panjang mereka.
Perseroan meyakini bahwa tren positif ini akan terus berlanjut pada kuartal ketiga dan keempat serta tahun-tahun mendatang, dengan ekspektasi kinerja yang semakin solid dan terukur.
Penjualan unit apartemen diprediksi terus meningkat seiring dengan tersedianya unit-unit yang sudah siap serah terima dan peningkatan kebijakan di sektor ekonomi seperti penurunan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Lalu, adanya percepatan penurunan suku bunga kredit, serta perpanjangan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 100 persen hingga akhir tahun 2025.
Selain pertumbuhan penjualan yang signifikan, SWID juga melihat potensi kuat dari lini bisnis properti komersial, khususnya sektor perhotelan. Dengan proyeksi kondisi ekonomi nasional yang terus menunjukkan pemulihan dan perbaikan daya beli masyarakat, Perseroan optimistis bahwa kontribusi recurring income dari segmen hotel akan menjadi salah satu penopang stabilitas pendapatan jangka panjang.
Recurring income ini tidak hanya memberikan arus kas yang stabil bagi Perseroan, tetapi juga menjadi landasan penting dalam mendukung pertumbuhan yang tidak bergantung pada penjualan unit apartemen semata.
Baca juga: Angin Segar Itu Bernama Perpanjangan PPN DTP Properti
Saat ini, SWID merangsek bisnis hospitality melalui dua hotel miliknya, yakni The Alana Yogyakarta dan Innside Hotel Yogyakarta.
Baiknya kinerja Perseroan pada kuartal kedua 2025 tercermin pada nilai ekuitas yang menunjukkan tren positif dengan kenaikan dari Rp239 miliar menjadi Rp252 miliar.