Site icon Landbank.co.id

Pemilik Hotel di Yogyakarta Ini Getol Tebar Dividen

Bisnis hotel di Yogyakarta masih menjanjikan. Maklum, selain rajin dikunjungi turis, Yogyakarta juga punya potensi bisnis meeting, incentives, conferences, and exhibition (MICE)/foto: capture swid

Jakarta, landbank.co.idBisnis hotel di Yogyakarta masih menjanjikan. Maklum, selain rajin dikunjungi turis, Yogyakarta juga punya potensi bisnis meeting, incentives, conferences, and exhibition (MICE).

Praktis, bisnis hotel di Yogyakarta relatif stabil, termasuk pada 2024 seperti yang dicatatkan oleh PT Saraswanti Indoland Development Tbk (SWID).

Pendapatan bisnis hotel PT Saraswanti Indoland Development Tbk yang mengusung kode saham SWID di Bursa Efek Indonesia (BEI), bahkan, sempat melejit pada 2023 dibandingkan dengan setahun sebelumnya.

Mengusung dua hotel bintang empat dengan total kapasitas 506 kamar di Yogyakarta, SWID membukukan pendapatan dari bisnis hospitality sebesar Rp126,01 miliar pada 2024, sedangkan setahun sebelumnya senilai Rp129,71 miliar.

SWID yang melantai di BEI sejak 2022 itu sempat mencatat lonjakan pendapatan hotel pada 2023, yakni dari semula Rp105,98 miliar menjadi Rp129,71 miliar.

Total pendapatan usaha SWID dalam rentang 2022-2024 juga relatif stabil, yakni dari semula Rp135,47 miliar pada 2022 menjadi Rp142,57 miliar setahun kemudian.

Baca juga: Bisnis Hotel Asia Pasifik Kian Membaik

Namun, pendapatan usaha tahun 2024 terlihat lebih rendah dibandingkan dengan setahun sebelumnya, yakni sekitar Rp135,27 miliar.

Selain pendapatan yang relatif stabil, pemilik The Alana Yogyakarta Hotel Convention Center, Yogyakarta ini juga mampu menjaga raihan laba bersih sepanjang tiga tahun terakhir, 2022-2024.

Pada 2022, emiten properti ini membukukan laba bersih Rp22,87 miliar, sedangkan setahun kemudian mengoleksi Rp21,06 miliar.

Tahun 2024, pemilik hotel  Innside by Melia Yogyakarta, Yogyakarta ini menggaet laba bersih Rp18,62 miliar, lebih rendah sekitar 10 persen dibandingkan dengan 2023.

Berbekal laba bersih yang terus terjaga, sepanjang tiga tahun, yakni 2022-2024, pengembang proyek Banyu Bening The Villa Resort ini juga rajin membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya.

Tahun 2022, saat menggenggam laba bersih Rp22,87 miliar, SWID menebar dividen Rp5,87 miliar atau sekitar Rp1,08 per saham.

Baca juga: Tiga Bulan, Eastparc Hotel Raih Rp20,76 Miliar

Lalu, untuk tahun buku 2023, SWID kembali membagikan dividen tunai, yakni sebesar Rp5,88 miliar atau Rp1,09 per saham.

Selain itu, untuk tahun buku 2024, dividen tunai yang dibagikan oleh SWID mencapai sebesar Rp5,05 miliar atau setara sekitar Rp0,93 per saham.

“RUPS menetapkan pembagian dividen tunai sebesar Rp5,05 miliar kepada para pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada 12 Juni 2025, pukul 16.00 Waktu Indonesia Barat (recording date),” jelas manajemen SWID, dikutip Selasa, 3 Juni 2025.

 

Jadwal Dividen 2025

Manajemen SWID menjelaskan, jadwal pembayaran dividen tunai untuk tahun buku 2024 mencakup cum dividen tunai di Pasar Reguler dan Negosiasi pada 10 Juni 2025.

Lalu, ex dividen tunai di Pasar Reguler dan Negosiasi pada 11 Juni 2025.

Kemudian, cum dividen tunai di Pasar Tunai pada 12 Juni 2025, sedangkan ex dividen tunai di Pasar Tunai pada 13 Juni 2025

Baca juga: Bisnis Hotel SWID Tetap Solid

“Pembayaran dividen tunai kepada para pemegang saham yang berhak akan dilaksanakan selambatnya pada 2 Juli 2025,” urai manajemen SWID.

Selain dibagian sebagai dividen tunai, sebesar Rp3 miliar dari laba bersih tahun buku dijadikan dana cadangan Perseroan.

Lalu, sisa laba bersih tahun berjalan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2024 dicatat sebagai laba yang ditahan oleh Perseroan (retained earnings).

Sementara itu, pemegang saham SWID per 31 Maret 2025 terdiri atas PT Saraswanti Utama sebesar 63,52 persen.

Kemudian, Bogat Agus Riyono sebesar 15,88 persen, dan masyarakat 20,61 persen.

 

(*)

Exit mobile version