“Dengan adanya pergantian kepemimpinan nasional, diharapkan kebijakan ekonomi dapat mendukung pertumbuhan industri kreatif dan hiburan,” urai Nah Jeonghun, direktur utama BLTZ dilansir Annual Report BLTZ 2024.
Kehadiran ScreenX, dikutip dari Laporan itu, dinilai akan menjadi pembeda bagi CGV dengan bioskop lainnya.
“Kami akan memanfaatkan kehadiran inovasi ini dengan gencar melakukan promosi dan aktivitas pemasaran secara agresif untuk meningkatkan jumlah penonton di awal-awal tahun 2025,” tulis Laporan tersebut.
Tahun 2024, setelah berfokus pada investasi teknologi, memasuki 2025, CGV akan kembali melakukan ekspansi jaringan bioskop.
Peningkatan penonton bioskop yang terus bertumbuh tiap tahunnya menjadi angin segar bagi Perseroan untuk kembali memperluas jaringan bioskop untuk meraih pangsa pasar yang masih terbuka luas mengingat jumlah penduduk Indonesia lebih dari 250 juta orang dibandingkan jumlah penonton tahun 2024 sebanyak 69 juta penonton.
Manajemen BLTZ mengaku bahwa semua itu tentunya tidak akan dapat terlaksana tanpa keberhasilan dalam menjaga hubungan baik dengan distributor film lokal dan internasional.
Baca juga: Bisnis Bioskop Cinema XXI Moncer
Kehadiran distributor menjadi kunci utama keberlangsungan bisnis yang memungkinkan bioskop CGV mendapatkan film-film untuk dapat ditayangkan. Hubungan baik yang telah terjaga selama ini akan terus dipertahankan dan dikelola dengan baik.
“Kami optimistis bahwa tahun 2025 kinerja positif Perseroan akan semakin bertumbuh sehingga kami dapat memberikan lebih banyak manfaat bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan,” papar Nah Jeonghun.
BLTZ yang berdiri sejak 2004 ini membuka bioskop pertama bernama Blitz Megaplex di Paris Van Java, Bandung pada 18 Oktober 2006.
Emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 10 April 2014 ini mengusung konsep Cultureplex yang menggabungkan film dan hiburan.
Baca juga: Jumlah Layar Bioskop Diupayakan Merata
Cultureplex menjadi konsep bioskop terbaru yang membuat Perseroan menjadi pionir di industri bioskop di Indonesia.
Susunan pemegang saham Graha Layar Prima per akhir Juni 2025 terdiri atas PT Catur Kusuma Abadi Sejahtera saham kelas A sebesar 0,04 persen, publik saham kelas A sebanyak 0,13 persen, dan Coree Capital Limited saham kelas B 37,28 persen.
Selain itu, Coree Capital Limited saham kelas C 2,72 persen, CGI Holdings Limited saham kelas C 2,72 persen, dan publik saham kelas C 8,83 persen.
(*)