Jakarta, landbank.co.id– Porsi skema pembayaran tunai dalam pembelian rumah primer pada triwulan kedua 2025 terlihat meningkat bila disandingkan dengan periode yang sama 2024.
Peningkatan pembelian rumah secara tunai itu terekam oleh Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia (SHPR BI) triwulan II/2025.
Bahkan, tren peningkatan pembelian rumah secara tunai terasa sejak tiga tahun terakhir, yakni sepanjang 2023-2025.
Mengutip SHPR BI triwulan kedua 2025, porsi pembelian secara tunai tercatat sebesar 9,19 persen.
Sebaliknya, pada periode sama 2023 dan 2024, besarnya masing-masing 6,73 persen dan 7,38 persen.
Porsi pembelian tunai merupakan skema pembayaran terkecil dari tiga pola pembelian rumah para konsumen di Indonesia.
Baca juga: Pengembang Properti Kian Suka Pakai Dana Sendiri
Masih mengutip SHPR BI triwulan II/2025, porsi terbesar adalah dengan memakai kredit pemilikan rumah (KPR), yakni 73,06 persen.
Lalu, skema pembelian kedua adalah tunai bertahap yang sebesar 17,75 persen.
“Dari sisi konsumen, mayoritas pembelian rumah di pasar primer dilakukan melalui skema pembiayaan kredit pemilikan rumah (KPR), dengan pangsa sebesar 73,06 persen dari total pembiayaan,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso dikutip dari laman Bank Indonesia, Senin, 18 Agustus 2025.
Untuk periode triwulan kedua, pemanfaatan KPR dalam pembelian rumah primer periode 2023 hingga 2025 trennya terus menyusut.
Baca juga: Realisasi KPR Nyaris Rp200 Triliun, Mayoritas Tipe di Bawah 70
Maklum, pada triwulan kedua 2023, porsinya masih 76,02 persen, sedangkan pada 2024 sebesar 75,52 persen.
Dana Internal
Sementara itu, temuan SHPR BI memerlihatkan bahwa pemanfaatan dana internal pengembang dalam membangun properti residensial kian membesar.
