Pasar Perumahan Jabodebek Banten Diprediksi Menggeliat hingga Akhir 2025

Pasar perumahan di Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi serta Banten atau Jabodebek Banten diprediksi terus menggeliat hingga akhir 2025/foto: landbank.co.id

Riset IPW juga menyatakan bahwa peningkatan penjualan mulai dirasakan di sebagian besar proyek dengan memanfaatkan program Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 100 persen yang diperpanjang sampai akhir 2027.

“Kebijakan insentif PPN DTP 100 persen mendapat respons positif dari pasar,” jelas Ali Tranghanda.

Bacaan Lainnya

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan bahwa Pemerintah memperpanjang pemberian insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) bagi sektor properti.

“Untuk menjaga daya beli kelas menengah dan mendukung sektor properti yg multiplier effect-nya besar disediakan PPN DTP 100 persen untuk rumah hingga Rp5 miliar bebas PPN, untuk Rp2 miliar pertama,” ujar Menkeu Purbaya dalam konferensi pers APBN Kita di Jakarta, Selasa, 14 Oktober 2025.

Baca juga: Membaca Segmen Harga Rumah Paling Laku Kuartal Kedua 2025

Menkeu Purbaya menerangkan, awalnya, fasilitas PPN DTP bagi sektor properti ini diperpanjang hingga 31 Desember 2026.

“Sekarang diperpanjang lagi hingga 31 Desember 2027,” papar Menkeu Purbaya.

Dia menerangkan, seiring pemberian insentif PPN DTP itu akan dibuat sebanyak 40 ribu rumah per tahun.

“Itu merupakan dorongan baru ke sektor properti tentunya akan berdampak ke ekonomi juga,” ujar Menkeu Purbaya.

Dalam catatan IPW, kehadiran insentif PPN DTP mendongkrak penjualan rumah siap huni (ready stock) di Jabodebek Banten.

“Peningkatan penjualan ready stock dengan memanfaatkan kebijakan PPN DTP mengalami kenaikan cukup signifikan pada kuartal ketiga 2025, melanjutkan tren pada triwulan sebelumnya,” dikutip dari riset IPW.

Baca juga: PPN DTP Properti 100 Persen Diperpanjang hingga 2027, Begini Alasan Purbaya

Riset itu juga menyebutkan bahwa komposisi penjualan unit ready stock melonjak menjadi sebesar 63,66 persen, sedangkan penjualan unit indent porsibya 36,34 persen.

IPW juga mencatat adanya kenaikan tingkat pembatalan pembelian rumah pada kuartal ketiga 2025 dibandingkan dibandingkan triwulan sebelumnya, yakni menjadi 12,80 persen.

Tingkat pembatalan tertinggi masih terjadi di Bekasi dan Depok. Di beberapa proyek tingkat pembatalan bisa mancapai berkisar 30 persen hingga 50 persen, bahkan lebih.

Di sisi lain, pada triwulan ketiga 2025, IPW melihat adanya pergeseran pasar yang cukup besar ke segmen harga lebih rendah. Hal ini diperkuat dengan indikasi pertumbuhan unit terjual yang lebih tinggi dibandingkan nilai penjualan.

Baca juga: Penjualan Rumah di Jabodebek-Banten Sentuh Rp4,11 Triliun

Seperti yang telah diprediksi IPW sebelumnya, pergeseran terjadi ke segmen harga penjualan di kisaran Rp500 juta hingga Rp2 miliar, khususnya terkonsentrasi di harga Rp1-2 miliar.

“Karena itu, pengembang properti harus lebih jeli melihat pasar gemuk di segmen harga Rp 500 juta sampai Rp2 miliar, khususnya di rentang harga Rp 1 miliar hingga Rp2 miliar,” papar Ali Tranghanda.

 

(*)

Pos terkait