Site icon Landbank.co.id

Paradise Indonesia Berkilau Sepanjang 2024, Laba Berlipat

Manajemen Paradise Indonesia mengaku terus menguatkan sumber pendapatan guna mewujudkan target pertumbuhan tahun 2025 sebesar 20 persen./foto: paradise indonesia

Jakarta, landbank.co.id– Tahun 2024, saat banyak orang masih mengunjungi pusat perbelanjaan dan plesiran ke destinasi wisata, dinilai berimbas manis kepada para pelaku bisnis properti mal dan hotel.

Salah satu pelaku bisnis mal dan hotel, yakni PT Indonesian Paradise Property Tbk (INPP) mencatat bahwa pada 2024, pendapatan yang dikumpulkannya sudah jauh melampaui raihan sebelum pandemi Covid-19.

Tahun 2019, setahun sebelum terjadinya pandemi Covid-19, pendapatan emiten berkode saham INPP ini sebesar Rp900 miliar, termasuk dari mal dan hotel.

Pada 2024, kondisinya sudah berubah drastis. Pendapatan pemilik pusat perbelanjaan 23 Paskal, Bandung Jawa Barat ini tembus Rp1,30 triliun.

Raihan tahun 2024 itu menjadi puncak tertinggi sejak 2019. Bahkan, lebih besar tiga kali lipat dibandingkan saat pandemi mendera dunia dan Indonesia pada 2020.

Pendapatan tahun 2024 INPP atau Paradise Indonesia juga lebih besar bila dibandingkan setahun sebelumnya, maklum pada 2023 masih bertengger di posisi Rp1,10 triliun.

Baca juga: Paradise Indonesia Punya Dua Booster Pendapatan 2025

Pertumbuhan terjadi lini properti komersial yang mencakup pusat perbelanjaan dan perkantoran, yaitu dari Rp448,94 miliar menjadi Rp475,68 miliar pada 2024.

Properti komersial Paradise Indonesia mencakup pusat perbelanjaan yang terdiri atas Plaza Indonesia (Jakarta), Fx Sudirman (Jakarta), Beachwalk Shopping Center (Bali), dan 23 Paskal Shopping Center (Bandung).

Selain itu, properti komersial lainnya adalah The Plaza (perkantoran) dan Park 23 entertainment center.

Selain properti komersial, segmen bisnis hotel INPP juga merangkak naik pada 2024. Berbekal delapan hotel, pendapatan hotel INPP naik dari Rp473,17 miliar menjadi Rp580,40 miliar.

Kedelapan hotel milik INPP itu adalah Grand Hyatt (Jakarta), Hyatt Place Hotel (Makassar), Maison Aurelia (Bali), dan Yello Hotel Kuta Beach (Bali).

Selain itu, Sheraton Bali Kuta Resort (Bali) A Loft Bali Kuta Hotel (Bali), Harris Hotel (Jakarta), dan Pop Hotel (Yogyakarta).

Baca juga: INPP Anggarkan Capex Rp1 Triliun

Penjualan properti juga ikut menyumbang pendapatan INPP pada 2024. Angka yang berhasil dikantongi melebih setahun sebelumnya, yakni dari Rp169,80 miliar menjadi Rp232,06 miliar.

INPP benar-benar berkilau pada 2024. Semua itu dilengkapi dengan torehan laba bersih yang melambung bila dibandingkan dengan setahun sebelumnya.

Bagaimana tidak. Pada 2023 laba bersih INPP baru di angka Rp105,00 miliar, namun setahun kemudian melambung ke level Rp334,90 miliar.

Bagaimana dengan estimasi pendapatan tahun 2025?

 

Prospek 2025

Manajemen Paradise Indonesia mengaku terus menguatkan sumber pendapatan guna mewujudkan target pertumbuhan tahun 2025 sebesar 20 persen.

Tahun 2025, selain proyek Antasari Palace, Jakarta, emiten berkode saham INPP ini menyiapkan 23 Paskal extension, Bandung, Jawa Barat sebagai booster mendongkrak pendapatan.

“Untuk mencapai target 20 persen tersebut, tahun ini Paradise Indonesia akan didukung oleh proyek-proyek yang memperkuat portofolio kami tahun ini. Kami memiliki dua proyek yang akan segera diluncurkan, salah satunya adalah Antasari Place,” jelas Chief Executive Officer (CEO) Paradise Indonesia, Anthony P Susilo dikutip Rabu, 19 Maret 2025.

Dia menerangkan, Antasari Place merupakan properti apartemen hunian modern yang terletak di kawasan strategis Jakarta Selatan.

Pada 18 Maret 2025, Paradise Indonesia melakukan serah terima (handover) Antasari Place Tower 1. Hingga saat ini, sekitar 75 persen unit telah terjual, dan serah terima akan dilakukan secara bertahap.

Guna memperkuat sepak terjang tahun 2025, INPP mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) Rp1 triliun.

Baca juga: Peluang Properti 2025, Konsultan: Fokus Segmen Strategis

Capex itu dialokasikan untuk ekspansi sejumlah proyek, yakni pengembangan 23 Semarang, Antasari Place Tahap 2, serta proyek di Balikpapan dan Makassar.

Prospek tahun 2025, khususnya bagi properti pusat perbelanjaan masih cukup menjanjikan. Bahkan, di Jakarta akan ada penambahan empat pusat perbelanjaan.

“Tahun 2025, Jakarta akan mendapat empat proyek ritel baru,” tutur Syarifah Syaukat, senior research advisor Knight Frank Indonesia (KFI) dalam paparan virtual di Jakarta, Kamis, 6 Maret 2025.

Data KFI membeberkan, keempat pusat perbelanjaan modern itu akan menambah pasokan anyar seluas 155.360 meter persegi (m2).

Praktis, kehadiran pasokan anyar itu akan menggenapi luasan yang pada 2024 lebih dari empat juta meter persegi.

Tahun 2025 digadang-gadang menjadi fase pemulihan (recovery) bagi sejumlah sub-sektor properti.

Baca juga: Daftar Empat Mal Baru di Jakarta Tahun 2025

Fase recovery dalam siklus properti itu akan dialami oleh properti rumah tapak, industrial, pusat perbelanjaan modern, dan apartemen.

“Siklus normal properti butuh waktu berkisar 8-10 tahun. Harusnya tahun 2023 sudah dalam posisi jam 12 (booming), tapi terjadi pelambatan karena adanya pandemi Covid-19 pada 2020,” tutur Head Research Department Colliers Indonesia, Ferry Salanto di BSD City, Tangerang, belum lama ini.

Siklus properti untuk hotel bahkan lebih moncer lagi, yakni memasuki fase booming. Walau, kata Ferry, lini bisnis hotel dibayangi oleh adanya kebijakan efisiensi yang dilakukan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

 

(*)

 

Exit mobile version