Site icon Landbank.co.id

Pacific Place Mall Ikut Menjadi Pendapatan Utama Realestat JIHD

Segmen realestat menyumbang sekitar 43 persen terhadap total pendapatan JIHD pada periode semester pertama 2025/foto: landbank.co.id

Jakarta, landbank.co.id– PT Jakarta International Hotels & Development Tbk (JIHD) mencatat pertumbuhan pendapatan realestat sekitar 3 persen pada semester pertama 2025 disandingkan periode sama 2024.

Mengutip laporan keuangan PT Jakarta International Hotels & Development Tbk, emiten yang mengusung kode saham JIHD ini mengoleksi pendapatan realestat sebesar Rp336,39 miliar sepanjang Januari-Juni 2025.

Sebaliknya, pada periode yang sama 2024, JIHD  membungkus pendapatan realestat senilai Rp326,86 miliar.

Segmen realestat menyumbang sekitar 43 persen terhadap total pendapatan JIHD pada enam bulan pertama 2025.

“Pendapatan realestat terutama berasal dari pendapatan sewa Pacific Place Mall dan Revenue Tower,” dikutip dari laporan keuangan JIHD, Selasa, 29 Juli 2025.

Di area Pacific Place Jakarta selain mal, juga terdapat gedung perkantoran dan hotel, serta apartemen eksklusif yang mulai beroperasi pada 2007.

Baca juga: Blochaus Sasar Segmen Pasar Keluarga Muda

Mengutip Annual Report JIHD 2024, Perseroan memiliki tiga gedung perkantoran, yakni Gedung Bursa Efek Indonesia, One Pacific Place, dan Revenue Tower. Ketiganya menjadi bagian dari 13 gedung perkantoran di kawasan SCBD yang strategis. Gedung Bursa Efek Indonesia dimiliki oleh entitas anak PT First Jakarta International.

Lalu, One Pacific Place dimiliki PT Pacific Place Jakarta  dan Revenue Tower oleh PT Adinusa Puripratama. Keduanya merupakan entitas anak PT Danayasa Arthatama.

 

Laba Semester Pertama

Penyumbang kedua terbesar terhadap total pendapatan JIHD sepanjang enam bulan pertama 2025 adalah bisnis hotel.

Per akhir Juni 2025, pendapatan hotel JIHD terlihat meningkat sekitar 7 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama 2024.

Baca juga: Segmen Real Estat Dominasi Pendapatan JIHD

Mengutip laporan keuangan Perseroan, pada periode enam bulan pertama 2025, pendapatan usaha hotel sebesar Rp315,94 miliar, sedangkan pada periode sama 2024 sekitar Rp293,80 miliar.

Porsi bisnis hotel sekitar 40 persen dari total pendapatan Jakarta International Hotels & Development per akhir Juni 2025.

Pemasukan usaha hotel JIHD berasal dari pendapatan Hotel Borobudur Jakarta, Hotel Ritz Carlton Pacific Place, dan Apartemen Pacific Place Residence.

JIHD juga sumber pendapatan lain pada semester pertama 2025, yakni dari jasa telekomunikasi senilai Rp131,15 miliar.

Kemudian, pendapatan dari jasa manajemen perhotelan ebesar Rp2,97 miliar.

Direktur JIHD Lanny Pujilestari Liga, pernah mengatakan bahwa Perseroan bergerak di bidang perhotelan, properti, dan telekomunikasi.

Dia menjelaskan, upaya yang dapat dilakukan pada 2025 adalah dengan meningkatkan tingkat hunian, mempertahankan kinerja yang sudah ada, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), dan meningkatkan kualitas pelayanan serta strategi digital marketing.

“Kemudian melakukan efisiensi operasional dengan melihat situasi dan kondisi ekonomi saat ini,” ujar dia.

Baca juga: JIHD Bungkus Pendapatan Rp1,62 Triliun

Seiring bertumbuhnya pendapatan, JIHD juga membukukan peningkatan di lini laba periode berjalan, yakni dari Rp110,80 miliar pada semester pertama 2024 menjadi Rp117,87 miliar per akhir Juni 2025.

Sementara itu, jumlah aset JIHD menyentuh sekitar Rp6,80 triliun pada akhir Juni 2025, sedangkan pada akhir Desember 2024 sebesar Rp6,60 triliun.

Liabilitas JIHD naik menjadi Rp1,87 triliun pada semester pertama 2025 dibandingkan Rp1,79 triliun pada akhir 2024.

Ekuitas JIHD juga meningkat, yakni dari Rp4,81 triliun per akhir 2024 menjadi Rp4,93 triliun pada enam bulan pertama 2025.

Per akhir Juni 2025, pemegang saham Jakarta International Hotels & Development mencakup dari kalangan Indonesia dan asing. Untuk pemegang saham Indonesia mencakup PT Kresna Aji Sembada sebesar 40,03 persen, Tomy Winata 13,15 persen, dan PT Catur Kusuma Abadi Sejahtera 7,07 persen.

Lalu, Sukardi Tandijono Tang 6,05 persen, Tony Soesanto 0,04 persen, Santoso Gunara 0,03 persen, Lanny Pujilestari Liga 0,00 persen, dan masyarakat 18,32 persen.

Baca juga: Penjualan Rumah Megapolitan Development Stabil

Selain itu, pemegang saham asing yang masing-masing dengan kepemilikan kurang dari 5 persen, menguasai sebesar 15,31 persen.

(*)

Exit mobile version