Site icon Landbank.co.id

Okupansi Pergudangan Modern Bertengger di Level 87 Persen

Tingkat hunian (okupansi) pergudangan modern di Jabodetabek dinilai cukup sehat. Tampak pergudangan di Jababeka Industrial Estate, Jawa Barat/foto: mmproperty.com

Jakarta, landbank.co.id- Tingkat hunian (okupansi) pergudangan modern di Jabodetabek dinilai dalam kondisi cukup sehat.

“Sektor pergudangan modern menunjukkan kinerja sehat pada triwulan keempat 2024, dengan tingkat hunian mencapai 87 persen,” tutur Farazia Basarah, country head and head of Logistics & Industrial JLL dalam keterangan tertulis yang dilihat landbank.co.id, Kamis, 6 Februari 2025.

Dia menerangkan, pasokan baru sekitar 125 ribu meter persegi telah ditambahkan melalui penyelesaian lima fasilitas di Bogor, Jakarta, dan Karawang.

“Kami mengamati peningkatan kehadiran perusahaan Tiongkok, menunjukkan minat positif pada pergudangan, pabrik sewa, dan lahan industri,” tutur Farazia Basarah.

Baca juga: Ini Kawasan Industri yang Potensial untuk Relokasi Pabrik China

Menurut dia, meskipun tarif sewa umumnya stabil akibat persaingan yang meningkat, beberapa proyek dengan spesifikasi di atas standar dan berlokasi strategis mengalami pertumbuhan sewa yang terkendali.

“Permintaan terhadap gudang modern tetap kuat, terutama di area timur Jakarta seperti Bekasi, Cikarang, dan Karawang. Komposisi penyewa semakin beragam, dengan manufaktur terkait kendaraan listrik diproyeksikan masih akan aktif pada 2025,” ujarnya.

Baca juga: Realisasi Investasi Tahun 2024 Subsektor Properti Rp122,9 Triliun

JLL menilia, penerapan konsep hijau atau berkelanjutan terus meningkat, merambah berbagai sektor industri properti.

Tren ini menjadi pendorong nilai dan daya saing di sektor komersial, perumahan, dan industri.

“Kami melihat antusiasme yang meningkat, baik dari penyewa maupun pengembang, dalam mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan ke dalam proyek-proyek mereka,” kata dia.

Baca juga: Okupansi Pusat Perbelanjaan di Jakarta Relatif Stagnan

Terpisah, Colliers Indonesia menilai bahwa sejumlah kawasan industri di Indonesia dapat menjadi alternatif tempat merelokasi pabrik milik perusahaan China (Tiongkok).

Saat ini, Indonesia memiliki banyak kawasan industri, termasuk kawasan ekonomi khusus (KEK) yang dapat menampung relokasi pabrik tersebut.

Menurut Head of Industrial and Logistics Colliers Indonesia, Rivan Munansa, Batam merupakan salah satu wilayah Indonesia yang secara lokasi memang cukup strategis terlebih karena berseberangan dengan negara seperti Singapura.

Baca juga: Laba Bersih MMLP Melejit

Batam sendiri juga sudah dikenal sebagai wilayah bisnis yang ramai dengan jenis industri seperti semi konduktor, galangan kapal, hingga industri yang berhubungan dengan minyak dan gas.

“Saat ini, tren relokasi perusahaan China memang sudah mulai terasa, bahkan sekitar satu tahun belakangan ini terjadi progress yang cukup siginifikan,” ujar dia dalam keterangan tertulis yang dilihat landbank.co.id, Selasa, 4 Februari 2025.

 

(*)

Exit mobile version