Jakarta, landbank.co.id– Tingkat hunian rata-rata (okupansi) gedung perkantoran bersertifikat hijau (green office) menyentuh level 79,4 persen pada semester pertama 2025.
“Tingkat hunian dan harga sewa green office lebih tinggi dibandingkan dengan non-green office,” tutur Syarifah Syaukat, senior Research Advisor Knight Frank Indonesia dalam paparan virtual, Kamis, 21 Agustus 2025.
Dia menambahkan, rerata keterisian ruang green office saat ini merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
Mengutip data Knight Frank Indonesia, saat ini, stok green office di pusat bisnis (central business district/CBD) Jakarta mencapai 2,7 juta meter persegi (m2).
Baca juga: Sektor Properti Masih Aman, Knight Frank: Tapi Waspada
Dia menerangkan, gedung perkantoran premium grade A dengan layanan terbaik di CBD Jakarta hampir seluruhnya telah bersertifikat hijau.
“Lebih dari 50 persen gedung perkantoran grade A telah sertifikat hijau. Lalu, untuk grade B sebanyak 6 persen dan grade C sekitar 1 persen,” terang Syariah Syaukat.
Pembangunan berkelanjutan telah menjadi instrumen penting dalam transaksi sewa perkantoran di CBD Jakarta.
“Pertumbuhan ruang perkantoran gedung bersertifikat hijau di CBD Jakarta cukup progresif selama lima tahun terakhir, di mana hampir semua gedung perkantoran kelas premium kini telah bersertifikat hijau,” tutur Syarifah.
Syarifah menerangkan, sebagian besar gedung perkantoran baru yang memasuki pasar telah bersertifikat hijau,sementara itu saat ini baru sekitar 37 persen gedung perkantoran yang disewa di CBD Jakarta telah mencapai status ini.
“Meskipun demikian, masih ada potensi pertumbuhan signifikan sebelum gedung bersertifikat hijau menjadi jenis yang dominan,” paparnya.
Baca juga: Gedung Perkantoran Hijau CBD Jakarta Sentuh Satu Juta M2
Dia menuturkan, para penyewa semakin mempertimbangkan ESG ke dalam strategi realestat mereka. Perusahaan multinasional terkemuka memimpin dengan net zero roadmaps dan perjanjian sewa yang berfokus pada ESG, memperlakukan ESG sebagai pendorong nilai bukan sekadar persyaratan kepatuhan.
Menurut penelitian global Knight Frank, para penyewa global mengungkapkan bahwa tiga prioritas ESG utama untuk portofolio mereka adalah mengurangi jejak karbon, meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas karyawan melalui ruang kerja yang berkelanjutan, serta memperoleh sertifikasi gedung ramah lingkungan.