Site icon Landbank.co.id

Nyaris 2.500 Apartemen akan Pindah Tangan

Nyaris 2.500 unit apartemen atau persisnya 2.479 unit akan diserahterimakan kepada konsumen di Jakarta sepanjang tahun 2025/foto: landbank.co.id

Jakarta, landbank.co.id– Nyaris 2.500 unit apartemen atau persisnya 2.479 unit akan diserahterimakan kepada konsumen di Jakarta sepanjang tahun 2025.

Mengutip kajian konsultan properti Colliers Indonesia, unit apartemen itu bagian dari 4.861 unit yang akan masuk ke Jakarta dalam tentang 2025-2027.

“Hingga tahun 2027, sebanyak 4.861 unit apartemen diperkirakan diserahterimakan, dengan 51 persen dijadwalkan pada sisa tahun 2025, sebanyak 25 persen pada 2026, dan 24 persen pada 2027,” dilansir riset Colliers Indonesia.

Dari jumlah tersebut, Jakarta Selatan diperkirakan mendominasi, mencakup 72 persen dari total serah terima mendatang.

Baca juga: Penjualan Apartemen Mereka Menyala

Saat ini, Jakarta Barat memiliki pangsa pasokan terbesar, yaitu 24 persen dari total pasokan, dan diperkirakan tetap demikian hingga 2027.

Sementara itu, Jakarta Selatan diperkirakan mengalami sedikit peningkatan, dari 20 persen menjadi 21 persen pada 2027, menandakan pergeseran distribusi pasokan secara bertahap di wiliayah tersebut.

Dalam catatan Colliers Indonesia, selama Januari-Maret 2025, dua proyek apartemen yang terletak di Jakarta Selatan, yakni Apple 3 Condovilla dan The Veranda Resort Residence (Jimbaran Tower) telah memulai fase serah terima, secara kolektif menyumbangkan 708 unit.

“Dengan penambahan ini, total pasokan apartemen di Jakarta telah meningkat menjadi 230.755 unit, naik 0,3 persen quarter on quarter (QOQ) dan meningatkan 1,7 persen secara tahunan (year on year/YOY),” bunyi riset Colliers Indonesia.

Baca juga: Ada 10 Ribu Apartemen di Jakarta Siap Ikut PPN DTP

Di sisi lain, melihat ke depan menuju tahun 2027, Colliers memperkirakan harga akan bertumbuh yang stabil dalam kisaran 1–2 persen.

Kenaikan harga paling signifikan diperkirakan terus terjadi di Jakarta Selatan, didukung oleh konsentrasi proyek-proyek yang sedang dibangun di wilayah tersebut.

 

Imbal Hasil

Sementara itu, selama tiga tahun terakhir, tingkat imbal hasil sewa apartemen tetap relatif stabil, bertahan di kisaran 4 persen.

Dilihat dari perspektif lokasi, kawasan pusat bisnis atau central business district (CBD) secara konsisten mencatat hasil sewa tertinggi dan paling stabil—sebesar 4,3 persen selama tiga tahun terakhir— hal tersebut turut didukung oleh penyewa korporat, ekspatriat, dan profesional yang mencari fasilitas premium di lokasi strategis.

Pada kuartal pertama 2025, harga penawaran rata-rata tercatat sebesar Rp35,77 juta per meter persegi, mencerminkan kenaikan sebesar 0,1 persen secara kuartal (quarter on quarter/QoQ) dan 0,3 persen secara tahunan (year on year/YoY).

Kenaikan harga paling signifikan terjadi di Jakarta Selatan, di mana beberapa proyek menyesuaikan harga hingga 6 persen pada awal tahun.

Penyesuaian ini sejalan dengan serah terima proyek-proyek baru yang telah selesai dibangun, unit-unit baru secara umum mengalami kenaikan harga, terutama pada bulan-bulan awal setelah tahap penyelesaian.

“Untuk menarik calon pembeli, pengembang terus menawarkan berbagai insentif. Promosi yang paling sering ditawarkan meliputi pemberian voucher furnitur gratis, diskon biaya pemesanan, dan bebas biaya pengelolaan selama 1–2 tahun, ditambah dengan insentif PPN 100 persen yang masih berlaku,” ujar Ferry Salanto, head of Research Colliers Indonesia dikutip Kamis, 25 Juni 2025.

Baca juga: Penjualan Apartemen Masih Bergulir, 45 Ribu Unit Belum Terjual

Colliers juga menilai bahwa beberapa proyek menawarkan jaminan imbal hasil sewa, baik dalam bentuk jaminan sewa selama satu tahun—dibayarkan setiap bulan—atau cashback tetap sebesar Rp5 juta per bulan selama dua tahun, yang ditujukan untuk menarik pembeli yang ingin membeli unit tersebut sebagai bagian dari portofolio investasi mereka.

 

Instrumen Investasi

Colliers Indonesia menyimpulkan bahwa meskipun apartemen mungkin tampak menjanjikan sebagai instrumen investasi, apartemen tetap menawarkan pengembalian yang relatif rendah dibandingkan dengan opsi lain.

Sebagai perbandingan, jelas Colliers Indonesia, opsi alternatif seperti obligasi pemerintah sepuluh tahun dan suku bunga deposito bank terbukti lebih menguntungkan, dengan hasil kotor masing-masing sekitar 7 persen dan 5 persen, menurut Trading Economics.

“Dengan perbedaan tersebut, memilih apartemen sebagai investasi jangka panjang yang layak akan tetap menjadi tantangan,” dilansir Colliers Indonesia.

Baca juga: Peta Kondominium Jakarta dalam Radar Leads Property

Selain itu, kurangnya pergerakan sejalan dengan laju penjualan apartemen yang secara historis tenang.

Pada kuartal pertama tahun 2025, pola serupa yang mencerminkan tahun sebelumnya, karena pasar apartemen terus menerima stimulus pemerintah melalui insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sebesar 100 persen. Namun, seperti pada tahun 2024, dampak insentif ini pada sektor apartemen tetap terbatas, dengan permintaan yang hanya menunjukkan peningkatan yang sederhana.

Pasar terus didorong terutama oleh stok yang ada karena perpanjangan kebijakan pembebasan PPN. Akibatnya, lebih dari 90 persen dari 162 unit yang terjual pada kuartal pertama 2025 berasal dari inventaris yang ada, sehingga tingkat penyerapan keseluruhan menjadi 87,8 persen, mencerminkan sedikit peningkatan sebesar 0,07 persen QOQ dan 0,01 persen YOY.

“Ke depannya, kami memperkirakan penjualan apartemen pada kuartal mendatang hanya akan mengalami pertumbuhan yang moderat, tanpa lonjakan permintaan yang signifikan,” papar Colliers Indonesia.

Aktivitas pasar kemungkinan akan tetap terkonsentrasi pada proyek-proyek yang sudah ada. Kurangnya peluncuran baru semakin memperkuat prospek ini, karena pengembang terus fokus menjual inventaris mereka yang tersisa daripada memperkenalkan proyek baru.

(*)

Exit mobile version