Pada kuartal pertama 2025, harga penawaran rata-rata tercatat sebesar Rp35,77 juta per meter persegi, mencerminkan kenaikan sebesar 0,1 persen secara kuartal (quarter on quarter/QoQ) dan 0,3 persen secara tahunan (year on year/YoY).
Kenaikan harga paling signifikan terjadi di Jakarta Selatan, di mana beberapa proyek menyesuaikan harga hingga 6 persen pada awal tahun.
Penyesuaian ini sejalan dengan serah terima proyek-proyek baru yang telah selesai dibangun, unit-unit baru secara umum mengalami kenaikan harga, terutama pada bulan-bulan awal setelah tahap penyelesaian.
“Untuk menarik calon pembeli, pengembang terus menawarkan berbagai insentif. Promosi yang paling sering ditawarkan meliputi pemberian voucher furnitur gratis, diskon biaya pemesanan, dan bebas biaya pengelolaan selama 1–2 tahun, ditambah dengan insentif PPN 100 persen yang masih berlaku,” ujar Ferry Salanto, head of Research Colliers Indonesia dikutip Kamis, 25 Juni 2025.
Baca juga: Penjualan Apartemen Masih Bergulir, 45 Ribu Unit Belum Terjual
Colliers juga menilai bahwa beberapa proyek menawarkan jaminan imbal hasil sewa, baik dalam bentuk jaminan sewa selama satu tahun—dibayarkan setiap bulan—atau cashback tetap sebesar Rp5 juta per bulan selama dua tahun, yang ditujukan untuk menarik pembeli yang ingin membeli unit tersebut sebagai bagian dari portofolio investasi mereka.
Instrumen Investasi
Colliers Indonesia menyimpulkan bahwa meskipun apartemen mungkin tampak menjanjikan sebagai instrumen investasi, apartemen tetap menawarkan pengembalian yang relatif rendah dibandingkan dengan opsi lain.
Sebagai perbandingan, jelas Colliers Indonesia, opsi alternatif seperti obligasi pemerintah sepuluh tahun dan suku bunga deposito bank terbukti lebih menguntungkan, dengan hasil kotor masing-masing sekitar 7 persen dan 5 persen, menurut Trading Economics.
“Dengan perbedaan tersebut, memilih apartemen sebagai investasi jangka panjang yang layak akan tetap menjadi tantangan,” dilansir Colliers Indonesia.
Baca juga: Peta Kondominium Jakarta dalam Radar Leads Property
Selain itu, kurangnya pergerakan sejalan dengan laju penjualan apartemen yang secara historis tenang.
Pada kuartal pertama tahun 2025, pola serupa yang mencerminkan tahun sebelumnya, karena pasar apartemen terus menerima stimulus pemerintah melalui insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sebesar 100 persen. Namun, seperti pada tahun 2024, dampak insentif ini pada sektor apartemen tetap terbatas, dengan permintaan yang hanya menunjukkan peningkatan yang sederhana.
Pasar terus didorong terutama oleh stok yang ada karena perpanjangan kebijakan pembebasan PPN. Akibatnya, lebih dari 90 persen dari 162 unit yang terjual pada kuartal pertama 2025 berasal dari inventaris yang ada, sehingga tingkat penyerapan keseluruhan menjadi 87,8 persen, mencerminkan sedikit peningkatan sebesar 0,07 persen QOQ dan 0,01 persen YOY.
“Ke depannya, kami memperkirakan penjualan apartemen pada kuartal mendatang hanya akan mengalami pertumbuhan yang moderat, tanpa lonjakan permintaan yang signifikan,” papar Colliers Indonesia.
Aktivitas pasar kemungkinan akan tetap terkonsentrasi pada proyek-proyek yang sudah ada. Kurangnya peluncuran baru semakin memperkuat prospek ini, karena pengembang terus fokus menjual inventaris mereka yang tersisa daripada memperkenalkan proyek baru.
(*)