Site icon Landbank.co.id

Minat Terhadap Gedung Perkantoran Berkualitas Tinggi Meninggi

Konsultan properti Colliers menyatakan bahwa para penyewa di Asia Pasifik semakin memprioritaskan gedung perkantoran yang fleksibel dan berkelanjutan/foto: landbank.co.id

Jakarta, landbank.co.id– Konsultan properti Colliers menyatakan bahwa para penyewa di Asia Pasifik semakin memprioritaskan gedung perkantoran yang fleksibel dan berkelanjutan.

Denyut senada terasa di pasar perkantoran Indonesia, khususnya di kawasan kota Jakarta.

Bahkan, pemulihan permintaan pasar perkantoran di Jakarta akan terus berlanjut seiring meningkatnya minat penyewaan terhadap gedung-gedung berkualitas tinggi.

Colliers menegaskan, bangunan perkantoran hijau semakin banyak diminati, terutama dari perusahaan-perusahaan asing.

Menurut Bagus Adikusumo, head of Office Services Colliers Indonesia, sebagai bagian dari inisiatif environment, social, dan governance (ESG), banyak perusahaan multinasional diwajibkan untuk beroperasi di gedung bersertifikat hijau.

“Akibatnya, banyak pemilik properti di Jakarta harus mematuhi persyaratan ini dengan mendapatkan sertifikasi gedung hijau untuk properti mereka,” tutur Bagus dikutip Rabu, 20 Agustus 2025.

Baca juga: Perumahan dan Perkantoran Dapat Guyuran Investasi Rp25 Triliun

Dia memerkirakan, permintaan terus meningkat pada paruh kedua tahun 2025, meskipun penambahan pasokan yang berkelanjutan dapat menekan tingkat kekosongan.

“Meskipun demikian, pertumbuhan sewa diantisipasi di beberapa pasar berkinerja tinggi,” tutur dia.

Colliers menyatakan, pemulihan permintaan terus berlanjut seiring meningkatnya minat penyewaan di gedung-gedung berkualitas tinggi.

Saat ini, mengutip riset Colliers, penambahan pasokan ruang perkantoran sangat kecil karena tidak ada pembangunan yang selesai dalam enam bulan terakhir 2025.

“Peningkatan permintaan hanya sedikit dan terutama didorong oleh penyewaan di gedung-gedung berkualitas tinggi yang mempertahankan harga sewa yang kompetitif,” dilansir riset Colliers.

Sebelumnya, Colliers Indonesia menyatakan tingkat hunian rata-rata atau okupansi gedung perkantoran di kawasan pusat bisnis (central business district/CBD) Jakarta lebih tinggi dibandingkan dengan non-CBD.

Baca juga: Okupansi Perkantoran di CBD Jakarta 75 Persen

“Hingga kuartal kedua 2025, tingkat okupansi berada di kisaran 75 persen di area CBD dan 71 persen di luar CBD, dengan pertumbuhan yang terbatas selama semester pertama 2025,” jelas Ferry Salanto, head of research Colliers Indonesia dikutip Kamis, 7 Agustus 2025.

Menurut Colliers, iklim bisnis perkantoran di Jakarta tidak terlepas dari pandangan umum bahwa pasar masih bersifat hati-hati, sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang moderat.

Selama kondisi ekonomi belum sepenuhnya mendukung iklim investasi, banyak perusahaan memilih untuk menunda pembukaan maupun relokasi kantor mereka di Jakarta.

Kondisi ini mendorong perusahaan untuk lebih fokus pada efisiensi ruang dan pengendalian biaya operasional.

Rencana ekspansi dan penambahan tenaga kerja ditunda di banyak sektor, sambil menunggu situasi ekonomi yang lebih stabil.

 

Pasar Asia Pasifik

Sementara itu, pasar perkantoran Asia Pasifik memasuki fase pertumbuhan baru, dengan momentum baru yang diperkirakan terus berlanjut hingga akhir 2025 seiring para penyewa semakin memprioritaskan ruang kantor yang fleksibel dan berkelanjutan.

Baca juga: Pasokan Minim Bisa Dongkrak Okupansi Perkantoran

Menurut laporan terbaru Colliers, Wawasan Pasar Perkantoran Asia Pasifik Semester I 2025, aktivitas penyewaan di 11 pasar utama mencapai 4,5 juta meter persegi (m2) pada paruh pertama tahun ini – meningkat 9,6 persen year on year – yang mencerminkan kalibrasi ulang strategi tempat kerja yang lebih luas.

Pasar yang dipantau meliputi Australia, Tiongkok Daratan, Hong Kong, India, india, Jepang, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Korea Selatan, dan Taiwan.

Singapura, Filipina, dan Jepang memimpin pertumbuhan permintaan, dengan Singapura mencatat peningkatan volume penyewaan yang mengesankan sebesar dua belas kali lipat. Filipina dan Jepang mencatat pertumbuhan tahunan yang kuat, masing-masing sebesar 56 persen dan 55 persen.

Sementara itu, India, Tiongkok Daratan, dan Jepang terus menjadi tumpuan aktivitas regional, secara kolektif menyumbang lebih dari 90% dari total permintaan perkantoran.

Pasokan baru juga meningkat, meningkat 45,4 persen year on year menjadi 4,8 juta m2 dan melampaui permintaan di sebagian besar pasar.

“Di seluruh Asia Pasifik, kami menyaksikan pergeseran penting dalam cara penyewa berinteraksi dengan ruang perkantoran,” ujar Mike Davis, managing director Colliers Occupier Services Asia Pasifik.

Baca juga: Gedung Perkantoran Hijau CBD Jakarta Sentuh Satu Juta M2

Dia menambahkan, kebangkitan permintaan, yang dipimpin oleh pasar-pasar dinamis seperti Singapura, Filipina, dan Jepang, menandakan bukan hanya pemulihan tetapi juga pembaharuan.

“Seiring dengan prioritas fleksibilitas dan keberlanjutan yang menjadi pusat perhatian, organisasi-organisasi tertarik pada aset-aset Kelas A utama yang mencerminkan nilai-nilai dan ambisi masa depan mereka. Pergerakan menuju kualitas ini sedang membentuk kembali lanskap perkantoran di kawasan ini, dan kami berharap momentum ini akan terus berlanjut hingga paruh kedua tahun 2025 dan seterusnya,” ujar Davis.

 

(*)

Exit mobile version