Site icon Landbank.co.id

Mega Manunggal Property Lego Saham di Anak Usaha

PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP) menjual seluruh saham yang dimilikinya pada entitas anak, yaitu MMP Warehouse Singapore Pte.Ltd/foto: capture mmlp

Jakarta, landbank.co.id– PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP) menjual seluruh saham yang dimilikinya pada entitas anak, yaitu MMP Warehouse Singapore Pte.Ltd.

Menurut Jeremy Muliawan, corporate secretary PT Mega Manunggal Property Tbk, penjualan seluruh saham MMP Warehouse Singapore Pte. Ltd dilakukan kepada Sustainable Collective Pte. Ltd.

Dia menerangkan, nilai penjualan saham PT Mega Manunggal Property Tbk di anak usaha itu sebesar US$122.607 atau kurang lebih Rp1,9 miliar apabila dikonversi menggunakan kurs Bank Indonesia.

“Nilai transaksi ini berada di bawah 20 persen dari ekuitas konsolidasian Perseroan,” jelas Jeremy dikutip Selasa, 22 Juli 2025.

Dia menambahkan, transaksi ini menambah arus kas bagi emiten yang di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengusung kode saham MMLP itu.

Jeremy menerangkan, transaksi ini bukan merupakan transaksi dengan pihak afiliasi sebagaimana dimaksud dalam POJK No 42/POJK,04/2020.

Baca juga: Okupansi Pergudangan Modern Bertengger di Level 87 Persen

“Nilai transaksi berada di bawah 20 persen dari ekuitas konsolidasian Perseroan sehingga tidak ermasuk dalam katergori Transaksi Material sebagaimana diatur dalam POJK No.17/POJK.04/2020,” jelasnya.

 

Pendapatan MMLP

Sementara itu, sepanjang Januari-Maret 2025, pendapatan MMLP tercatat senilai Rp86,24 miliar, sedangkan pada periode sama 2024 sebesar Rp87,11 miliar.

Di sisi laba bersih, MMLP membukukan Rp20,66 miliar pada akhir Maret 2025, sebaliknya, pada kuartal pertama 2024 masih sebesar Rp29,66 miliar.

Sementara itu, jumlah aset MMLP per akhir Maret 2025 tercatat sebesar Rp6,60 triliun, lebih besar dibandingkan per akhir Desember 2024 yang senilai Rp6,49 triliun.

Baca juga: Sewa Kantor dan Gudang Stabil, Laba MMLP Melejit

Begitu juga dengan liabilitas. Per akhir Desember 2024 masih senilai Rp1,70 triliun, sedangkan per akhir Maret 2025 sebesar Rp1,78 triliun.

MMLP membukukan ekuitas sebesar Rp4,81 triliun per akhir Maret 2025, sebaliknya pada akhir Desember 2024 masih di level Rp4,79 triliun.

Hingga akhir 2024, MMLP memiliki empat anak usaha. Selain MMP Warehouse Singapore PTE.Ltd, anak usaha lainnya adalah PT Intirub dengan kepimilikan 99,69 persen.

Lalu, PT Mega Tridaya Properti dengan penguasaan 100 persen dan PT Indo Log Advisory sebesar 70,23 persen.

Komposisi pemegang saham MMLP per akhir Maret 2025 mencakup PT Suwarna Arta Mandiri sebesar 49,24 persen, Bridge Leed Limited 17,51 persen, Hungkang Sutedja 0,01 persen, dan masyarakat 33,24 persen.

 

Okupansi Warehouse

Sementara itu, tingkat hunian (okupansi) pergudangan modern (warehouse) di Jabodetabek dinilai dalam kondisi cukup sehat.

Baca juga: Ini Kawasan Industri yang Potensial untuk Relokasi Pabrik China

“Sektor pergudangan modern menunjukkan kinerja sehat pada triwulan keempat 2024, dengan tingkat hunian mencapai 87 persen,” tutur Farazia Basarah, country head and head of Logistics & Industrial JLL dalam keterangan tertulis yang dilihat landbank.co.id, beberapa waktu lalu.

Dia menerangkan, pasokan baru sekitar 125 ribu meter persegi telah ditambahkan melalui penyelesaian lima fasilitas di Bogor, Jakarta, dan Karawang.

“Kami mengamati peningkatan kehadiran perusahaan Tiongkok, menunjukkan minat positif pada pergudangan, pabrik sewa, dan lahan industri,” tutur Farazia Basarah.

Menurut dia, meskipun tarif sewa umumnya stabil akibat persaingan yang meningkat, beberapa proyek dengan spesifikasi di atas standar dan berlokasi strategis mengalami pertumbuhan sewa yang terkendali.

“Permintaan terhadap gudang modern tetap kuat, terutama di area timur Jakarta seperti Bekasi, Cikarang, dan Karawang. Komposisi penyewa semakin beragam, dengan manufaktur terkait kendaraan listrik diproyeksikan masih akan aktif pada 2025,” ujarnya.

JLL menilai, penerapan konsep hijau atau berkelanjutan terus meningkat, merambah berbagai sektor industri properti.

Baca juga: Realisasi Investasi Tahun 2024 Subsektor Properti Rp122,9 Triliun

Tren ini menjadi pendorong nilai dan daya saing di sektor komersial, perumahan, dan industri.

“Kami melihat antusiasme yang meningkat, baik dari penyewa maupun pengembang, dalam mengintegrasikan prinsip-prinsip keberlanjutan ke dalam proyek-proyek mereka,” kata dia.

(*)

Exit mobile version