Site icon Landbank.co.id

Land Bank Ciputra Lampaui 2.000 Hektare

PT Ciputra Development Tbk senantiasa menjaga kecukupan lahan (land bank) guna mempertahankan keberlanjutan usaha di bisnis properti/foto: capture ctra

Jakarta, landbank.co.id– PT Ciputra Development Tbk (CTRA) senantiasa menjaga kecukupan lahan atau cadangan lahan (land bank) guna mempertahankan keberlanjutan usaha di bisnis properti.

Hingga Juni 2025, mengutip data PT Ciputra Development Tbk, perusahaan yang didirikan pada 1981 ini memiliki land bank 2.009 hektare (ha).

Land bank tersebut merupakan lahan yang dimiliki sendiri oleh PT Ciputra Development Tbk.

Maklum, emiten berkode saham CTRA ini juga punya land bank di proyek hasil kerja sama (joint operation/JO).

Khusus untuk land bank proyek JO, masih mengutip data emiten beraset Rp46,6 triliun ini, luasnya mencapai 2.166 ha.

Jumlah cadangan lahan Ciputra per Juni 2025 bila disandingkan dengan data pada periode yang sama terlihat adanya penurunan.

Baca juga: Strategi Joint Operation Ciputra Berbuah Manis, Raih Rp5,79 Triliun

Kondisi itu dialami oleh cadangan lahan sendiri maupun land bank proyek kerja sama.

Per Juni 2024, land bank milik sendiri CTRA tercatat seluas 2.200 ha, sedangkan di proyek joint operation seluas 4.057 ha.

Manajemen Perseroan mengaku berkomitmen untuk mempertahankan  jumlah kecukupan lahan secara optimal untuk menjaga keberlanjutan jangka panjang.

“Hal ini menjadi tantangan tersendiri sehubungan dengan ketersediaan lahan yang memiliki keterbatasan dan tidak tergantikan,” urai manajemen Ciputra dilansir Annual Report Perseroan 2024.

Untuk itu, Perseroan melakukan replenishing (membebaskan kembali lahan seluas lahan yang terjual) di proyek-proyek existing, di samping mencari lokasi baru yang strategis dengan melakukan ekspansi ke kota-kota besar di Indonesia melalui skema kerja sama operasi.

Dalam penyediaan lahan, Perseroan memanfaatkan jaringan bisnis yang luas untuk memperoleh lahan-lahan yang memiliki potensi strategis, baik dari segi peluang pengembangan maupun aspek biaya dan melakukan akuisisi lahan secara bertahap.

Baca juga: Laba CTRA Sentuh Level Tertinggi

Berdasarkan peraturan terkait perolehan lahan, Perseroan  memeroleh hak pengembangan lahan dari Pemerintah setempat yang memberikan hak eksklusif untuk mengakuisisi lahan sesuai dengan hak pengembangan perusahaan.

“Perseroan selanjutnya melakukan negosiasi dengan pemilik lahan dan kemudian menghubungi kantor pertanahan untuk memperoleh hak kepemilikan tanah secara legal setelah proses pembelian lahan selesai,” jelas manajemen Ciputra.

 

Proyek  Joint Operation

Sementara itu, konsep operasi bersama atau joint operation  yang diterapkan Ciputra Development Tbk berbuah manis pada 2024.

Dari 49 joint operation, pada 2024, menyumbang sebesar Rp5,79 triliun atau sekitar 52 persen terhadap total pendapatan PT Ciputra Development Tbk yang sebesar Rp11,18 triliun.

Pendapatan dari joint operation PT Ciputra Development Tbk tahun 2024 itu naik sekitar persen mengingat setahun sebelumnya masih di level Rp5,02 triliun.

Tak hanya menyumbang pendapatan, proyek-proyek JO itu juga punya andil terhadap raihan laba bersih CTRA.

Pada 2024, proyek JO menyumbang laba bersih sebesar Rp1,37 triliun atau naik sekitar 10 persen dibandingkan 2023 yang senilai Rp1,24 triliun.

Proyek JO berkontribusi sekitar 65 persen terhadap total laba bersih CTRA tahun 2024 yang menyentuh Rp2,12 triliun.

Menjalin mitra menjadi salah satu strategi pertumbuhan CTRA, khususnya terkait dengan Ciputra brand equity.

Baca juga: Segini Land Bank Ciputra Development, Optimistis Pertumbuhan Terarah

Strategi ini menggunakan brand Ciputra untuk melakukan kerja sama operasi dengan pemilik lahan.

Di sisi lain, Ciputra Development mencatat pertumbuhan pendapatan sekitar 18 persen sepanjang Januari-Maret 2025 dibandingkan periode sama 2024 menjadi Rp2,73 triliun.

Laporan keuangan Ciputra Development memerlihatkan, pada akhir Maret 2025, emiten berkode saham CTRA ini mengandalkan segmen kavling, rumah hunian, dan ruko sebagai kontributor utama pendapatan.

Pada kuartal pertama 2025, PT Ciputra Development Tbk mengantongi penjualan kavling, rumah hunian, dan ruko sekitar Rp2,12 triliun per akhir 2025.

Angka itu melejit sekitar 36 persen bila dibandingkan dengan raihan periode sama 2024 yang tercatat sekitar Rp1,56 triliun.

Kontribusi kavling, rumah hunian, dan ruko mencapai sekitar 78 persen terhadap total pendapatan CTRA pada triwulan I/2025.

Baca juga: Ciputra Kantongi Rp412,31 Miliar dari Bisnis Perkantoran

Penyumbang kedua terbesar terhadap total pemasukan CTRA per akhir Maret 2025 bersumber dari pendapatan usaha pusat niaga dan kawasan komersial.

Segmen ini menyetor sekitar Rp186,77 miliar atau setara dengan sekitar 7 persen dari total pendapatan CTRA kuartal I/2025.

Lini usaha yang menjadi kontributor ketiga terbesar adalah pelayanan kesehatan, yakni sebesar Rp167,01 miliar atau setara sekitar 6 persen.

Secara keseluruhan, pendapatan CTRA pada triwulan I/2025 tercatat meningkat sekitar 18 persen bila disandingkan dengan periode sama 2024, yakni dari Rp2,31 triliun menjadi Rp2,73 triliun.

Meningkatnya pendapatan ikut mewarnai pertumbuhan laba bersih CTRA pada tiga bulan pertama 2025 dibandingkan dengan periode sama 2024.

Mengutip laporan keuangan Perseroan, laba bersih CTRA per akhir Maret 2025 melejit sekitar 39 persen menjadi Rp660,40 miliar dari semula Rp483,39 miliar.

(*)

Exit mobile version