Site icon Landbank.co.id

Laba Bersih Roda Vivatex Bertumbuh

Laba bersih PT Roda Vivatex Tbk sepanjang semester pertama 2025 meningkat sekitar 16 persen bila disandingkan dengan periode yang sama 2024/foto: rodavivatex.co.id

Jakarta, landbank.co.id– Laba bersih PT Roda Vivatex Tbk sepanjang semester pertama 2025 meningkat sekitar 16 persen bila disandingkan dengan periode yang sama 2024.

Merujuk laporan keuangan PT Roda Vivatex Tbk, emiten berkode saham RDTX ini mengantongi laba bersih Rp166,62 miliar pada akhir Juni 2025.

Sebaliknya, pada periode yang sama tahun 2024, laba bersih PT Roda Vivatex Tbk masih bertengger di level Rp144,18 miliar.

Raihan laba bersih RDTX itu tak terlepas dari kemampuan Perseroan dalam meningkatkan pendapatan sekitar 8 persen dalam periode enam bulan pertama 2025.

Per akhir Juni 2025, pendapatan RDTX tercatat senilai Rp283,03 miliar, sedangkan pada semester pertama 2024 masih sekitar Rp263,02 miliar.

Sementara itu, aset RDTX pada semester pertama 2025 naik menjadi Rp3,53 triliun dibandingkan akhir Desember 2024 yang senilai Rp3,44 triliun.

Baca juga: Roda Vivatex Cermati Kondisi Global

Sebaliknya, RDTX memangkas liabilitas dari semula Rp408,17 miliar pada akhir 2024 menjadi Rp339,78 milier per akhir Juni 2025.

Ekuitas RDTX juga terlihat meningkat pada akhir Juni 2025, yakni dari Rp3,03 triliun pada akhir 2024 menjadi Rp3,19 triliun.

 

Sikap Hati-hati

Manajemen Roda Vivatex mencermati kondisi global sebelum memutuskan langkah ekspansi yang ditempuh pada 2025.

“Berhubung dengan situasi dan keadaaan yang tidak menentu serta tidak ada kepastian mengenai ekonomi dan geopolitik dunia yang juga memengaruhi bisnis Perseroan, kami memutuskan untuk tidak melakukan ekspansi terlebih dahulu. Kami akan hati-hati dan melihat keadaan kedepannya,” urai manajemen Roda Vivatex dalam dokumen hasil paparan publik, belum lama ini.

Baca juga: Pasokan Minim Bisa Dongkrak Okupansi Perkantoran

Manajemen Roda Vivatex  juga menegaskan bahwa rencana investasi kedepan belum bisa ditentukan, semua tergantung pada keuangan Perseroan.

“Selama keuangan Perseroan belum digunakan kita akan investasikan ke pasar uang,” tutur manajemen RDTX.

Sebagaimana diberitakan, kondisi ekonomi global belakangan ini diwarnai dengan kebijakan tarif impor yang digulirkan Presiden Amerika Serikat Donal Trump.

Kebijakan ini dinilai akan menimbulkan dampak luas pada perekonomian negara-negara yang melakukan perdangan dengan Amerika Serikat, termasuk Indonesia.

Susunan pemegang saham RDTX per akhir Juni 2025 terdiri atas Sutiadi Widjaja sebesar 42,47 persen, Turniady Widjaja 18,75 persen, dan Wiriady Widjaja (direktur utama) 8,43 persen.

Selain itu, Karta Widjaja (direktur) 6,39 persen, Herrijanto Widjaja (komisaris utama) 2,81 persen, dan masyarakat 21,15 persen.

 

Ruang Kosong

Hingga kuartal kedua 2025, ruang kantor di Jakarta yang belum terserap pasar ditaksir menyentuh sekitar 3 juta meter persegi (m2).

Mayoritas ruang kantor itu terletak di pusat kawasan bisnis (central business district/CBD) Jakarta, yakni sekitar 1,83 juta m2.

Baca juga: Bisnis Perkantoran Roda Vivatex Melenggang, Tumbuh 10 Persen

Mengutip data Colliers Indonesia, hingga kuartal kedua 2025, total pasokan ruang kantor di Jakarta tercatat seluas 11,2 juta m2.

“Sekitar 70 persen berada di CBD Jakarta,” jelas Ferry Salanto, head of Research Colliers Indonesia di Jakarta, baru-baru ini.

Menurut Ferry, hingga kuartal kedua, tingkat hunian gedung perkantoran di CBD Jakarta menyentuh 74,8 persen, sedangkan di luar CBD sebesar 71 persen.

Dia melihat ada peluang perbaikan tingkat hunian atau okupansi ruang kantor di tengah minimnya pasokan dalam rentang 2025 hingga 2027.

“Kekosongan pasok terutama di CBD, terjadi sejak tahun lalu. Tambahan ruang kantor baru mulai ada lagi pada 2028. Kekosongan supply baru dalam beberapa tahun kedepan bisa membantu peningkatan okupansi yang saat ini belum seperti sebelum terjadi pandemi Covid-19,” tutur Ferry.

Dia menambahkan, pasokan kedepan terkonsentrasi di luar CBD Jakarta.

Baca juga: Agung Podomoro Land Catat Lonjakan Penjualan Perkantoran

Peluang peningkatan okupansi ruang kantor di Jakarta juga mencuat dari kemungkinan adanya permintaan dari kementerian kabinet Presiden Prabowo Subianto.

“Pemekaran kementerian membuka peluang peningkatan permintaan ruang kantor,” kata Ferry.

 (*)

 

 

Exit mobile version