Jakarta, landbank.co.id– PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) terus menstabilkan raihan laba bersih dalam tiga tahun belakangan.
Terbukti, setelah sempat merugi pada 2020 dan 2021, PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk terus mengoleksi laba bersih sepanjang 2022-2024.
Kerugian yang diderita PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk kala itu bukan mustahil tidak terpisah oleh adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia pada 2020.
“Untuk pertama kalinya dalam dua puluh tahun, di tahun 2020, ekonomi Indonesia jatuh ke dalam jurang resesi akibat pandemi Covid-19, turun sekitar -2,07 persen di tengah wabah virus terbesar di Asia Tenggara, yang secara drastis memengaruhi kepercayaan konsumen dan bisnis,” dilansir laporan tahunan Perseroan tahun 2020.
Maklum, pada 2019, pemilik Kota Industri MM2100, Bekasi ini masih mengantongi laba bersih sebesar Rp380,17 miliar.
Baca juga: Emiten Pelopor Kawasan Industri di Indonesia Ini Dapat Fasilitas Pinjaman Rp1,47 Triliun
Emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 April 2012 dengan mengusung kode saham BEST ini terus merancang strategi agar kembali bangkit pasca pandemi.
Buah cukup manis. Pada 2022, perusahaan yang didirikan pada 24 Agustus 1989 ini kembali mampu mencetak laba bersih. Bahkan, terus berlanjut pada 2023 dan 2024.
Pada 2022, laba bersih BEST menyentuh Rp33,74 miliar. Lalu, setahun kemudian naik menjadi Rp39,52 miliar.
Bahkan, pengembang dan operator terkemuka untuk kawasan industri kelas dunia di Indonesia ini mampu mencetak laba bersih Rp58,58 miliar pada 2024.
Tahun 2024, pendapatan BEST sebesar Rp457,58 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan setahun sebelumnya yang sekitar Rp544,31 miliar.
Kontributor utama pendapatan BEST pada 2024 berasal dari penjualan tanah, yakni sebesar Rp259,81 miliar atau setara dengan sekitar 57 persen dari total pendapatan.
Lalu, penyumbang kedua terbesar adalah dari lini maintenance fee, service harge, air, dan sewa yaitu sebesar Rp157,84 miliar pada 2024.
Sisanya berasal dari bisnis hotel Rp12,66 miliar dan pendapatan lain-lain yang menyentuh sekitar Rp27,27 miliar.
(*)