Jakarta, landbank.co.id – Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Ekraf) Teuku Riefky Harsya menyampaikan bahwa kontribusi sektor ekonomi kreatif (ekraf) terhadap PDB Indonesia telah melampaui target tahunan, sehingga momentum ini akan diperkuat melalui penguatan kolaborasi hexahelix dan fokus membawa Intellectual Property (IP) lokal ke panggung dunia.
Hal ini disampaikan dalam Trend Maker Summit 2025 di Bali, yang menjadi panggung strategis untuk mengorkestrasi Indonesia dari konsumen tren menjadi pembuat tren internasional.
“Sekarang dibutuhkan sinergi membangun kolaborasi lintas sektor yang kuat melalui para pemangku kepentingan sampai tingkat internasional. Pendekatan hexahelix akan menjadi inovasi bersama antara pemerintah, akademisi, lembaga keuangan, media, komunitas, dan pelaku bisnis sehingga Indonesia beralih dari konsumen tren menjadi pembuat tren baru dari sisi kreativitas serta ekonomi,” ujar Menteri Ekraf di Platinum Hotel Jimbaran, Kamis, 27 November 2025.
Tak hanya itu, Menteri Ekraf juga mendorong penguatan data, pengembangan talenta, perlindungan Hak Kekayaan Intelektual, dan akses pembiayaan berkelanjutan untuk mendorong ekosistem ekraf nasional berdaya saing global.
Baca juga: Kabar Terbaru Soal Kota Kreatif di Indonesia
Di sisi lain, Menteri Ekraf juga menyoroti pertumbuhan, pencapaian terkini, dan program Kementerian Ekraf pada 2026 yang mencetuskan solusi keberlanjutan dan mempengaruhi tren masa depan, seperti pelaksanaan World Conference on Creative Economy (WCCE), sebuah platform global yang berfokus pada peran ekonomi kreatif dalam pembangunan global, yang diselenggarakan di Bali.
Menteri Ekraf mengharapkan dukungan, kolaborasi, dan kemitraan dari setiap orang untuk memastikan kesuksesan dan dampak globalnya.
“Oktober 2026, Indonesia akan menjadi tuan rumah World Conference on Creative Economy (WCCE) yang menjadi landasan pembentukan kebijakan ekonomi kreatif secara internasional,” ungkap Menteri Ekraf.
Di sisi lain, Menteri Ekraf menekankan pentingnya memahami pergeseran budaya, teknologi, dan perilaku konsumen yang akan berpengaruh terhadap perluasan tenaga kerja dan peningkatan kontribusi ekraf terhadap PDB.
Baca juga: Butuh Rp2,34 Triliun untuk Serap 27 Juta Tenaga Kerja Ekraf
“Kontribusi sektor ekraf terhadap PDB telah tumbuh lebih dari dua kali lipat mulai Rp700 triliun pada 2013 menjadi Rp1.500 triliun pada 2024. Tentu hal ini telah melampaui target tahun 2025 yang kontribusinya setara dengan 7 persen terhadap PDB nasional,” kata Menteri Ekraf.





