Jakarta, landbank.co.id– Isyarat adanya dukungan data dan teknologi perumahan ramah lingkungan dari Jepang mencuat dalam sebuah seminar di Jakarta, Selasa, 14 Januari 2025.
Menurut Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Fahri Hamzah untuk merealisasikan Program Tiga Juta Rumah, perlu adanya dukungan dari pihak swasta, baik lokal maupun internasional.
“Dari Jepang kita belum dengar berapa jumlah untuk investasi sektor perumahan. Tapi, rupanya Jepang ingin concern kepada teknologinya,” kata Fahri Hamzah dalam publikasi tertulis di Jakarta, Selasa, 14 Januari 2025.
Pernyataan Wamen PKP itu dilontarkan dalam seminar seminar internasional bertajuk Sustainable Housing, Building and Cities di Jakarta, Selasa.
Seminar itu hasil kerja sama Kementerian PKP dengan The Building Center of Japan (TBCJ), Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), serta Organisation of Economic Co-Operation and Development (OECD).
Lewat seminar internasional ini, Wamen PKP menargetkan setidaknya Jepang dapat membantu dalam penyediaan data dan teknologi untuk perumahan yang ramah lingkungan.
Sementara itu, Presiden ERIA, Tetsuya Watanabe mengatakan bahwa pihaknya siap menyediakan data dan teknologi untuk mendukung Indonesia menjadi kota cerdas atau smart city.
“Dari ekonomi berkelanjutan kita memperkenalkan data untuk zero komunitas pusat, memberikan informasi data untuk mendukung negara mitra untuk fasilitasi terhadap perubahan energi ini,” ujarnya.
Terkait kerja sama Indonesia dengan Jepang, dalam catatan landbank.co.id, pernah terjadi antara Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) dengan Japan Housing Finance Agency (JHF).
Penandatanganan Nota Kerja Sama antara kedua pihak terkait tentang Program Bidang Perumahan Subsidi berlangsung di Langham Hotel Jakarta, Jumat, 15 Desember 2023.
Penandatanganan MoU tersebut dihadiri oleh Komisioner BP Tapera kala itu, Adi Setianto dan Senior Executive Director JHF, Yoshida Hideo.