Serapan ruang perkantoran terlihat membaik, namun berkisar sekitar 15-20 persen masih datang dari group company demand, selebihnya adalah relokasi dan ekspansi terbatas dari beberapa sektor occupier, seperti IT, mining, oil and gas, dan energy and EV-related.
Di tengah tantangan yang terus berlanjut, perkantoran berbasis hijau terdeteksi memiliki pertumbuhan okupansi yang positif di semester kedua tahun 2024 berkisar 73,4 persen, dengan rerata pertumbuhan harga berkisar 4 persen (year on year/yoy).
Kompetisi harga dan kondisi tenant market, menjadikan green office sebagai alternatif bagi occupier yang berminat meningkatkan kualitas ruang kantornya.
Menurut Syarifah, saat ini terdapat lebih dari satu juta meter persegi ruang perkantoran berbasis hijau di CBD Jakarta.
(*)