Site icon Landbank.co.id

KEK Sanur Perkuat Wisata Kesehatan Indonesia

KEK Sanur dan Bali International Hospital di Sanur, Bali dinilai akan memperkuat potensi wisata kesehatan (wellness tourism) di Indonesia./foto: kemenpar

Jakarta, landbank.co.id– Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan Sanur atau KEK Kesehatan Sanur dan Bali International Hospital di Sanur, Bali dinilai akan memperkuat potensi wisata kesehatan (wellness tourism) di Indonesia.

Kehadiran KEK Sanur tersebut amat strategis mengingat  terdapat potensi Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar US$84 miliar (sekitar Rp 1.362 triliun) dari wisata kesehatan di Indonesia.

Menurut Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana kehadiran KEK Sanur dan Bali International Hospital mampu mengakselerasi pengembangan wisata kesehatan di Indonesia.

Menpar juga mengapresiasi peresmian KEK Sanur dan Bali International Hospital di Sanur, Bali, yang akan memperkuat potensi wisata kesehatan (wellness tourism) di Indonesia.

“Peresmian ini sesuai dengan skema pengembangan pariwisata kesehatan yang bertumpu pada pemanfaatan fasilitas layanan kesehatan yang sudah mendapatkan registrasi, sertifikasi dan akreditasi dari menteri kesehatan, akreditasi internasional, maupun berdasarkan katalog wisata kesehatan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI sebagai pilot project untuk dapat memberikan pelayanan wisata medis maupun wisata kebugaran dan herbal,” kata Menpar Widiyanti Putri Wardhana dalam keterangannya dikutip Jumat, 27 Juni 2025.

Menpar yang turut hadir dalam peresmian KEK Sanur dan Bali International Hospital oleh Presiden Prabowo Subianto di Sanur, Bali, Rabu, 25 Juni 2025 itu juga mengatakan bahwa KEK Sanur dikembangan oleh PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney), Persero, di bawah pengelolaan Danantara Indonesia.

Baca juga: Transaksi Hotel Ditaksir Sentuh US$150 Juta, Ini Alasannya

Berdiri di atas lahan seluas 41,6 hektare, KEK Sanur mengintegrasikan rumah sakit, akomodasi, pusat konvensi, dan ruang pemulihan berbasis budaya lokal, yang akan menjadikan kawasan ini sebagai World-Class Health and Wellness Destination.

Kehadiran KEK Kesehatan dan Bali International Hospital di Sanur ini, lanjut Widiyanti, diharapkan dapat mengembangkan ekosistem wisata kesehatan yang mendukung pengalaman pasien yang paripurna, mulai dari proses awal tindakan sampai dengan pasien sembuh.

Sebab, kata dia, selain hadir di salah satu destinasi wisata terkemuka di Indonesia, rumah sakit internasional ini melayani beberapa Center of Excellence (CoE), antara lain cardiology, oncology, neurology, gastro-hepatology, orthopedic, medical check-up, fertility, stem cell & tissue bank, aesthetic/plastic surgery, geriatric, dan alternative medicine.

“Terintegrasinya fasilitas kesehatan dan fasilitas pariwisata juga menjadi salah satu quick win yang diharapkan. Untuk itu, diimbau agar masing-masing daerah dapat membentuk entitas bisnis kolaboratif berupa badan atau dewan yang nantinya dapat berperan dalam mengoordinasikan ekosistem pariwisata kesehatan masing-masing, serta mengadvokasi kebijakan-kebijakan strategis kepada pemerintah pusat,” ujar Menpar.

Baca juga: Potensi Wisata Kesehatan US$84 Miliar

Selain itu, pengembangan potensi wisata kesehatan di Indonesia, khususnya Bali, sesuai dengan Asta Cita yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yakni memantapkan sistem pertahanan dan keamanan negara, serta mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.

“Hal ini merupakan upaya pengembangan destinasi wellness tourism yang memiliki unique selling point, yang dibarengi dengan penguatan branding dan promosi untuk mengukuhkan posisi Indonesia sebagai destinasi wellness tourism di ASEAN dan dunia,” ujar Menpar.

Dia menambahkan, ke depannya, kita perlu berkolaborasi memperkuat industri pendukung untuk mewujudkan iklim bisnis yang kondusif serta mengembangkan kapasitas dan keterampilan masyarakat, pelaku usaha, dan industri pendukung wellness tourism sehingga Indonesia bisa menjadi destinasi pilihan di Asia Tenggara.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin, pernah mengatakan, terdapat potensi Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar US$84 miliar (sekitar Rp 1.362 triliun) dari pariwisata kesehatan di Indonesia, sehingga menjadi peluang bagi investor yang mau berinvestasi.

“Apabila warga negara Indonesia sendiri lebih tertarik melakukan belanja kesehatannya di Tanah Air, warga negara asing akan ikut berdatangan. Mari kita maju bersama-sama dengan menyatukan layanan kesehatan dan pariwisata, kita bisa membangun negara ini lebih kuat, lebih sehat, dan lebih maju,” kata Budi, baru-baru ini.

Baca juga: Jurus Menpar Soal Raja Ampat

(*)

Exit mobile version