Di antara kebijakan rekayasa lalu lintas yang diterapkan adalah penerapan contraflow dari Kilometer 70 hingga Kilometer 47 di Tol Jakarta-Cikampek, serta one way lokal di ruas Brebes dan jalur alternatif di Nagrek.
Di luar wilayah Jabodetabek, pengalihan arus juga dilakukan pada ruas Tol Solo–Jogja untuk mengantisipasi antrean panjang di Gerbang Tol Prambanan hingga Klaten.
Selain rekayasa lalu lintas, pemerintah juga melakukan upaya pengamanan dan mitigasi risiko untuk memastikan keselamatan masyarakat selama masa mudik.
Budi menambahkan bahwa pemerintah telah mengerahkan berbagai Kementerian dan Lembaga, termasuk BMKG, BNPB, serta pemerintah daerah untuk memantau cuaca ekstrem dan melakukan mitigasi bencana.
“Rekayasa lalu lintas bersifat dinamis sesuai dengan kebutuhan lapangan. Kami juga mengerahkan seluruh sumber daya untuk memastikan masyarakat tidak terjebak dalam kemacetan panjang dan perjalanan mudik berjalan dengan lancar,” ujarnya.
Budi Gunawan juga menegaskan bahwa seluruh upaya pengamanan dan pemantauan ini sejalan dengan arahan dari Presiden Prabowo Subianto.
Presiden menekankan pentingnya pelayanan publik yang terpadu serta jaminan keamanan nasional selama masa mudik Lebaran.
Pemerintah berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik bagi masyarakat, serta memastikan keselamatan dan kenyamanan selama perjalanan mudik.
Dengan adanya langkah-langkah strategis ini, diharapkan dapat tercipta situasi yang lebih aman dan lancar selama arus mudik dan arus balik Lebaran 2025, serta mengurangi angka kecelakaan lalu lintas di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
(*)