Jakarta, landbank.co.id– PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSPT) menggandakan penjualan real estat pada periode Januari-Maret 2025 disandingkan dengan periode sama 2024.
Mengutip laporan keuangan PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk, per akhir Maret 2025, emiten berkode saham JSPT ini membukukan penjualan real estat Rp58,08 miliar.
Sebaliknya, per akhir Maret 2024, PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk mencatat penjualan real estat sebesar Rp26,48 miliar.
Pada kuartal pertama 2025, penjualan real estat menyumbang sekitar 11 persen terhadap total pendapatan JSPT yang senilai Rp523,69 miliar.
Kontributor utama pendapatan JSPT pada triwulan pertama 2025 datang dari segmen bisnis hotel yang tercatat sebesasr Rp400,75 miliar.
Bisnis hotel JSPT bertumbuh sekitar 12 persen mengingat pada triwulan pertama 2024 baru membukukan sebesar Rp357,75 miliar.
Baca juga: Berbekal 11 Hotel, Pendapatan Emiten Ini Tembus Rp1 Triliun
Porsi bisnis hotel setara dengan 77 persen dari total pendapatan tiga bulan pertama 2025, sedangkan pada periode sama 2024 menyumbang sekitar 81 persen.
Sementara itu, mengutip laporan keuangan Perseroan, jumlah aset JSPT tercatat sebesar Rp6,35 triliun per akhir Maret 2025, lebih rendah dibandingkan Rp6,45 triliun pada akhir 2024.
Begitu juga posisi liabilitas. Per akhir Maret 2025, liabilitas JSPT sebesar Rp3,37 triliun,sedangkan per akhir Desember 2024 senilai Rp3,53 triliun.
Hal serupa terjadi di lini ekuitas. Bila akhir 2024 sebesar Rp6,45 triliun, per akhir Maret 2025, ekuitas JSPT senilai Rp6,35 triliun.
Pada 2024, proyek real estat JSPT mencakup Puri Botanical, Jakarta yang berdiri di atas lahan seluas 135 hektare (ha).
Proyek residensial yang mengusung konsep living inspired by nature di Jakarta Barat ini selain diisi rumah tapak dua lantai, kelak juga dilengkapi lifestyle retail.
Baca juga: Summarecon Pecahkan Rekor Penjualan Rumah 10 Tahun
Fasilitas lifestyle retail di atas lahan seluas 2,5 ha itu mengusung konsep sports and entertainment yang dinilai akan menjadi destinasi utama bagi gaya hidup modern dan aktif.
JSPT juga punya Hyarta Ecovillage di Yogyakarta yang mencakup 120 rumah dan 9 ruko di atas lahan seluas 5 hektare (ha).
Mengutip laman Hyarta, proyek itu adalah pengembangan strategis oleh Jakarta Setiabudi Internasional, Tokyu Land Indonesia, dan Karyadeka Alam Lestari, yang diharapkan menjadi salah satu pengembangan perumahan teratas di Yogyakarta.
Terkait proyek residensial, JSPT juga memiliki proyek Savanna Sumatera di Deli Serdang, Sumatera Utara.
Proyek ini akan dikembangkan sebagai kota terpadu di atas lahan sekitar 667 ha.
Klaster perdana, yakni Cluster Ananta diluncurkan pada 19 September 2021 memiliki luas sekitar 5,5 ha yang terdiri atas 432 rumah tapak tipe kecil dan 42 rumah toko (ruko).
Pada 2024, proyek ini juga dalam tahap cut and fill serta persiapan infrastrukturnya.
Sementara itu, untuk bisnis hotel, mengutip data Perseroan, JSPT memiliki 11 unit properti yang tersebar di berbagai kota di Indonesia.
Baca juga: Real Estat Jakarta Setiabudi Internasional Berkibar
Ke-11 hotel yang dimiliki Jakarta Setiabudi Internasional itu memiliki kapasitas 2.676 kamar.
Mengutip data Perseroan, hotel milik JSPT itu mencakup Hyatt Regency Bali (363 kamar), Grand Hyatt Bali (636 kamar), Andaz Bali (149 kamar), dan Mercure Resort Sanur (189 kamar).
Lalu, Pop Hotel Malioboro Yogyakarta (103 kamar), Hyatt Regency Yogyakarta (269 kamar), Mercure Convention Center (438 kamar), dan Ibis Budget Jakarta Cikini (150 kamar).
Selain itu, Ibis Budget Jakarta Menteng (135 kamar), Pop Hotel Kemang Jakarta (110 kamar), dan Pop Hotel Pemuda Semarang (134 kamar).
(*)