Jakarta, landbank.co.id – Ekonomi kreatif (ekraf) Indonesia dinilai telah menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang 2025, dengan capaian ekspor, investasi, dan penyerapan tenaga kerja yang melampaui target.
Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi (Ekraf) Teuku Riefky Harsya, mengatakan, kebangkitan sektor ini adalah hasil dari kolaborasi dan program akselerasi yang sistemik, serta menjadi fondasi pencapaian visi pemerintahan.
“Ekonomi kreatif bukan lagi sekadar potensi, melainkan tambang baru yang tumbuh dari daerah dan menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi. Data dan kolaborasi yang kuat akan memastikan kebijakan kami tepat sasaran dan berdampak luas,” Menteri Ekraf dalam acara Ekraf Annual Report (EAR) 2025, di Thamrin Nine Ballroom, Senin, 22 Desember 2025.
Data kinerja yang dipaparkan pada EAR menunjukkan tren positif seperti nilai ekspor ekraf Januari-Oktober 2025 mencapai US$26,68 miliar atau setara 11,96 persen dari total ekspor nonmigas nasional.
Lalu, realisasi investasi triwulan ketiga 2025 tercatat Rp132,04 triliun (107 persen dari target RPJMN 2025), serta jumlah tenaga kerja mencapai 27,4 juta orang.
Hal ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo yang dituangkan pada Asta Cita ketiga dan kelima.
Baca juga: Butuh Rp2,34 Triliun untuk Serap 27 Juta Tenaga Kerja Ekraf
Khusus untuk realisasi investasi, subsektor aplikasi menjadi yang terbesar, yakni Rp40,94 triliun. Lalu, fesyen Rp26,00 triliun, kriya Rp22,37 triliun, dan kuliner Rp20,38 triliun.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kontribusi PDB sektor ekraf pada 2024 sebesar Rp1.611,2 triliun atau 7,28 persen dari PDB nasional melebihi pertumbuhan PDB nasional 5,03 persen angka yang menegaskan peran nyata ekraf dalam perekonomian. Menteri Ekraf menegaskan momentum ini sebagai titik tolak penguatan lebih lanjut.
“Dalam kurun waktu setahun terakhir, Ekraf mencatatkan kemajuan kelembagaan dengan bertambahnya 19 provinsi dan puluhan kabupaten/kota yang membentuk dinas/komite ekraf,” tutur Menteri Ekraf.
Selain itu, tambah dia, puluhan kerja sama strategis dengan mitra nasional dan internasional telah ditanda tangani.
“Angka-angka tersebut menjadi bukti ekonomi kreatif mampu menjadi mesin baru pertumbuhan yang di mulai dari darah dan tolok ukur implementasi Asta Ekraf kerangka strategi 8 klaster yang mengarahkan kebijakan dari aspek data, talenta, infrastruktur, hingga komersialisasi kekayaan intelektual,” ujar Menteri Ekraf.
Kementerian Ekraf sepanjang 2025 telah melakukan berbagai program dalam menguatkan fungsi dan peran sebagai akselerator hingga pembuat kebijakan.
Baca juga: Kontribusi Ekraf Sentuh Rp1.500 Triliun
Program tersebut mulai dari dialog kreatif Tekoteh (Temu Komunitas Talenta Ekraf), Rencana Induk Ekonomi Kreatif (Rindekraf) 2026-2045, Desa Kreatif, Emak-Emak Matic / GenMatic, sampai Wonder Voice of Indonesia.
Program-program ini dirancang untuk memperkuat hulu-hilir nilai tambah, membuka akses pasar internasional, serta meningkatkan kapasitas pelaku dan talenta lokal.





