IKAI Siapkan Empat Strategi Pertumbuhan Pada 2026

Tahun 2026, produsen keramik Essenza, PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI) fokus pada empat strategi pertumbuhan/foto: intikeramik.com

Sejalan dengan berakhirnya major maintenance cycle, produksi di segmen manufaktur keramik menunjukkan pemulihan kuat pada kuartal keempat 2025, dimana produksi meningkat signifikan sebesar 74 persen, sedangkan profit margin melejit 196 persen dibanding kuartal pertama 2025.

Direktur Utama IKAI, Desra Ghazfan memaparkan, pencapaian ini mencerminkan keberhasilan upaya peningkatan efektivitas, efisiensi, dan optimalisasi di segmen manufaktur dan realisasi dari strategi Perseroan untuk memperkuat profitabilitas melalui otomatisasi, standardisasi proses, serta predictive–preventive maintenance.

Bacaan Lainnya

Di sisi lain, performa sektor hotel di grup IKAI sepanjang 2025, berdasarkan standar indikator industri perhotelan, seperti occupancy dan gross operating profit, lebih tinggi di atas rata-rata nasional. Hal ini tercermin pada performa okupansi pada Swiss-Belhotel Bogor 89,63 persen dan Swiss-Belinn Gajah Mada Medan 74,56 persen.

 

Pendapatan Hotel

Sementara itu, sepanjang Januari-September 2025, IKAI mencatat pendapatan senilai Rp97,73 miliar, sedangkan pada periode sama 2024 sebesar Rp146,56 miliar.

Baca juga: Produsen Keramik Ini Siapkan Capex Rp180 Miliar Pada 2025

Pendapatan IKAI itu terdiri atas dari bisnis hotel Rp51,54 miliar dan dari manufaktur keramik sebesar Rp46,18 miliar.

Khusus bisnis hotel, IKAI mengusung dua unit properti, yakni Swiss-Belhotel Bogor dan Swiss-Belinn Gajah Mada Medan.

Penurunan pendapatan sekitar 33 persen itu ikut mewarnai raihan bottom line IKAI. Per akhir September 2025, IKAI membukukan rugi Rp11,10 miliar, sedangkan pada periode sama 2024 rugi Rp1,80 miliar.

Sementara itu, jumlah aset IKAI per akhir September 2025 senilai Rp1,11 triliun, relatif stabil mengingat pada akhir Desember 2024 bertengger di angka Rp1,11 triliun.

Liabilitas IKAI naik dari Rp436,21 miliar pada akhir 2024 menjadi Rp443,89 miliar sepanjang Januari-September 2025.

Di sisi ekuitas, pada akhir September 2025 tercatat sekitar Rp668,09 miliar, sedangkan akhir Desember 2024 sebesar Rp679,82 miliar.

Baca juga: Produsen Keramik Ini Mampu Membalikan Keadaan

Per akhir September 2025, pemegang saham IKAI terdiri atas Saham Seri A mencakup PT Finix Bangun Indonesia 2,95 persen dan masyarakat 8,95 persen.

Lalu, Saham Seri B terdiri atas PT Finix Bangun Indonesia sebesar 16,39 persen dan masyarakat 71,71 persen.

 

(*)

Pos terkait