OECD Turunkan Proyeksi Ekonomi Global, The Fed Diprediksi Tahan Suku Bunga
Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global akan melambat dari 3,3 persen pada 2024 menjadi 2,9 persen di 2025.
OECD juga memperkirakan bahwa inflasi di AS akan meningkat, membuat The Fed cenderung mempertahankan suku bunga tinggi hingga 2026.
Sementara itu, data inflasi Euro Area turun menjadi 1,9 persen yoy pada Mei 2025, membuka ruang bagi European Central Bank (ECB) untuk memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada Kamis, 5 Juni 2025 mendatang.
Faktor Domestik: Diskon Listrik Dibatalkan, BSU Jadi Alternatif
Dari dalam negeri, sentimen negatif datang dari pembatalan rencana diskon tarif listrik 50 persen oleh pemerintah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa kebijakan tersebut tidak bisa direalisasikan karena keterlambatan proses penganggaran.
Sebagai gantinya, pemerintah akan menyalurkan program Bantuan Subsidi Upah (BSU) kepada sekitar 17,3 juta pekerja dengan gaji di bawah Rp3,5 juta.
Meski dinilai tidak seefektif diskon listrik dalam mendorong daya beli secara luas, Nico menilai BSU tetap memberi kontribusi positif terhadap konsumsi.
“Kami tetap optimis BSU dapat mendongkrak daya beli meskipun dampaknya tidak seluas diskon listrik,” jelas Nico.
Pasar Global Menguat, Namun IHSG Masih Tekanan
Pada perdagangan Selasa, 3 Juni 2025, bursa saham global mencatat penguatan:
-
S&P 500 naik 0,58% ke 5.970,38
-
Nasdaq menguat 0,80% ke 21.662,58
-
Dow Jones naik 0,06% ke 42.622,00
-
Euro Stoxx 50 naik 0,34%
-
FTSE 100 naik 0,15%
-
DAX naik 0,67%
-
CAC 40 naik 0,34%
Meski demikian, IHSG justru ditutup melemah 20,25 poin atau 0,95% ke level 7.044,82 pada hari yang sama. Indeks LQ45turun 1,03 poin ke 794,92.
(*)