Site icon Landbank.co.id

Hotel Baru Berdatangan, Jakarta Masih Menghadapi Tantangan

Pemangkasan anggaran pemerintah dinilai menambah tantangan bisnis hotel di Indonesia, termasuk di Kota Jakarta/foto: archipelago

Jakarta, landbank.co.id– Bisnis perhotelan di Jakarta terus bergulir, bahkan sedikitnya akan masuk lagi tiga hotel baru pada 2025.

Gairah bisnis hotel di Jakarta tersirat pada kuartal pertama 2025 yang ditandai dengan pembukaan ARTOTEL Hub – Simpang Temu Jakarta Dukuh Atas.

Lalu, pembukaan kembali hotel Keraton at The Plaza – The Unbound Collection by Hyatt.

“Terdapat 91 tambahan kamar baru, sehingga pasokan kamar hotel di Jakarta mencapai 56.877 unit,” papar Martin Samuel Hutapea, associate director Research & Consultancy Department Leads Property dikutip Rabu, 7 Mei 2025.

Dia menerangkan, selain itu, ada beberapa hotel baru yang segera dibuka di Jakarta antara lain PARKROYAL Jakarta, Novotel Pulomas, dan Regent at Mangkuluhur City.

Terkait tingkat hunian rata-rata, Leads Property mencatat adanya penurunan, yakni menjadi 53,48 persen atau turun 7,9 poin persentase dibandingkan kuartal sebelumnya.

Baca juga: Bisnis Hotel SSIA Pecahkan Rekor, Raup Rp943,4 Miliar

Penurunan ini merupakan efek dari berkurangnya aktifitas kegiatan meeting, incentives, conference, dan exhibition (MICE) serta bertepatan dengan periode libur Lebaran.

Hotel bintang 3 dan 4, yang umumnya mengandalkan kegiatan MICE, mengalami penurunan tajam dengan tingkat hunian di bawah 55 persen.

Sementara itu, hotel bintang 5 tampil lebih baik karena kekuatan brand jejaring global mereka yang mampu menarik wisatawan.

Leads Property juga mencatat bahwa pada tiga bulan pertama 2025, rata-rata tarif harian hotel (average daily rate/ADR) meningkat 7,8 persen secara kuartalan, mencapai rekor tertinggi Rp1,63 juta per kamar per malam.

Baca juga: Efisiensi Anggaran Pemerintah Pusat Picu Penutupan Hotel di Bogor, Pelaku Usaha Properti Terpukul

Untuk hotel bintang 5, ADR naik menjadi Rp2,57 juta (tumbuh 5,4 persen secara kuartalan). Lalu, hotel bintang 4 mencatat ADR Rp660 ribu, sedangkan bintang 3 turun ke angka Rp485 ribu per malam.

“Dengan akan hadirnya pasokan baru, tarif hotel di Jakarta diperkirakan relatif stabil dengan potensi kenaikan yang minor,” ujar Martin.

 

Tantangan Hotel

Kinerja hotel diprediksi mulai membaik seiring pulihnya aktivitas bisnis pasca Lebaran. Namun, dengan pemangkasan anggaran pemerintah yang berlanjut, tantangan pada tingkat hunian masih akan berlanjut.

Di sisi lain, target kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia yang diperkirakan mencapai berkisar 14–16 juta orang pada 2025 (naik berkisar 11–20 persen secara tahunan) dan diperkirakan berada di kisaran 63–65 persen. Meskipun terjadi kelebihan pasokan, hotel-hotel baru seperti PARKROYAL Jakarta, Novotel Pulomas, dan Regent at Mangkuluhur City tetap dijadwalkan mulai beroperasi, yang akan memperketat persaingan tarif kamar ke depannya.

Sementara itu, Ketua Umum PHRI Hariyadi BS Sukamdani, pernah mengatakan bahwa industri hotel dan restoran saat ini tengah menghadapi tantangan besar, terutama penurunan penjualan secara signifikan di berbagai wilayah.

“Pasar pemerintah yang selama ini menyumbang sekitar 40 persen pendapatan sektor ini ternyata tidak cukup solid. Oleh karena itu, kami mendorong bagi pelaku usaha untuk dapat pencarian pasar baru dan peningkatan kolaborasi antara asosiasi dengan pemerintah,” ujar Hariyadi.

Dia menambahkan bahwa menurut data BPS, jumlah kamar hotel di Indonesia mencapai 800 ribu unit, dengan proporsi 50:50 antara hotel berbintang dan non-berbintang.

Selain itu, fasilitas ruang pertemuan yang dimiliki juga menjadi potensi besar yang belum dimaksimalkan.

“Industri ini mampu menghadirkan aksi nyata perluasan lapangan pekerjaan,” kata Hariyadi.

Baca juga: Hotel di Bali Terdampak Padamnya Listrik Selama 12 Jam Kurang

Sementara itu, sektor pariwisata Indonesia menunjukkan tren pertumbuhan positif di awal tahun 2025, dengan peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sebesar 13 persen pada Januari sampai dengan Februari.

Kementerian Pariwisata mencatat 1,89 juta kunjungan wisman dalam periode tersebut, naik dari 1,68 juta kunjungan pada tahun sebelumnya.

Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana menyatakan bahwa di tengah dinamika global dan tantangan pembangunan nasional, pariwisata tetap menjadi pilar penting dalam perekonomian.

“Pariwisata adalah sektor strategis yang mendukung penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, serta perekat kebudayaan bangsa,” tutur Menpar Widiyanti dalam keterangan resminya yang diterima landbank.co.id, baru-baru ini.

 

(*)

Exit mobile version